kakao gagal panen

Ilustrasi–gagal panen

Jembrana (Metrobali.com)-

Sejumlah petani kakao di Subak Abian di Banjar Pancaseming, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, menjerit menyusul penyakit busuk batang dan buah yang menyerang hektaran tanaman kakao di subak tersebut.

Serangan hama yang mengakibatkan tanaman kakao merangas dan mati mengakibatkan petani mengalami gagal panen. Kondisi tersebut diperparah dengan guyuran hujan. Akibatnya harga kakao dipasaran terjun bebas.

“Serangan hama ini sudah berlangsung sejak Agustus lalu. Ada hektaran yang sudah diserang hama penggerek ini” ujar IB Aryana, Rabu (1/3).

Menurutnya bulan April mendatang petani kakao sebenarnya sudah memasuki masa panen, namun dipastikan gagal. Karena sebagian  besar buah kakoa rusak setelah diserang hama.

Ia menambahkan petani kakao juga dipusingkan denga harga yang semakin murah, bahkan hingga Rp.4 ribu perkilogram dari sebelumnya Rp.12 ribu.

“Kakao kering juga turun dari Rp.35 ribu menjadi Rp.25 ribu perkilogram” imbuh petani kakao lainnya.

IB Panca, salah seorang pengepul kakao dari Desa Batuagung membenarkan jika harga kakao turun, baik basah maupun kering.

“Turunnya sudah lama mungkin sekitar pertengahan tahun lalu. Kakao basah sekarang saya beli Rp.4 ribu” ujarnya. MT-MB