Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Dewi Setyowati

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Dewi Setyowati

Denpasar (Metrobali.com)-

Pengamat Ekonomi Anggito Abimanyu menegaskan bahwa inflasi di Bali paling stabil di Indonesia. Kestabilan inflasi di Bali sangat dipengaruhi harga harga kebutuhan pokok sehari-hari yang mana tidak ada lonjakan harga yang signifikan.

‘’Berbeda dengan tingkat inflasi di daera lain seperti di Jawa, harga harga kebutuhan pokok menjelang hari Raya Lebaran ini begitu melonjak tajam,’’ kata Anggito Abimanyu pada acara Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Bali di kantor Bank Indonesia (Bali), Selasa (28/6).

Hal senada juga dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Dewi Setyowati kepada awak media usai acara Diseminasi BI. Dewi mengatakan, pendorong pertumbuhan ekonomi harus diamankan  dahulu. ‘’Seperti  pertanian akomodasi makan dan minum pariwisata dan jasa-jasa itu harus kita amankan, kita kawal, dan juga inflasinya,’’ kata Dewi Setyowati.

Dikatakan, pertumbuhan tahunan ekonomi Bali triwulan I Tahun 2016 mencapai 6,04% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 5,96% (yoy). Sedangkan inflasi Bali pada triwulan I Tahun 2016 tercatat sebesar 3,59% (yoy), mengalami penigkatan disbanding dengan pencapaian inflasi triwulan IV 2015 yang tercatat sebesar 2,75% (yoy). Namun, demikian, pencapaian inflasi Bali triwulan I 2016 masih lebih rendah dibanding inflasi nasional yang sebesar 4,45% (yoy) dan lebih rendah dibandingkan  inflasi  triwulan I 2015 yang sebesar 6,42% (yoy).

Dikatakan, prediksi pertumbuhan ekonomin Bali akan mencapai  6,4 persen. ‘’ Kalau inflasi di Bali saya perkirakan paling besar 6,7% saja di bulan Juni 2016. ’Mudah-mudahan kondisi  pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Bali tetap stabil, sehingga masyarakat secara luas bisa menikmatinya,’’ katanya.

Ditambahkan, jangan sampai nanti inflasi Bali kembali meningkat sehingga nanti kalau inflasi tinggi ya nanti semua daya beli masyarakat tertekan lagi. ‘’Kita (Daerah Bali-red)  berada pada posisi untuk mengamankan saja,’’ tandasnya.

Lebih lanjut dikatakan, sebenarnya potensinya luar biasa sekali di provinsi Bali ini. Kemarin dengan TNI, dan BI  di Karangasem berupaya untuk mengembalikan tanah tanah bekas galian C untuk menjadi tanah petani yang subur lagi. Tanah tanah itu merupakan  sumber daya untuk bertani.  Namun untuk mengisi dan mengelola tanah tersebut ada sumber daya petani untuk mengerjakan.

Oleh karena itu, lanjut Dewi Setyowato  untuk menjaga stablitas ekonomi dan inflasi maka factor-faktor perekonomian dijaga betul, sehingga Bali  bisa menjadi tumpuan  bagi pertumbuhan ekonomi nasional bisa tercapai.

Di daerah lainnya, Dewi mencntokan  Sumatera untuk karet, CVO-nya juga masih belum bangkit, kemudian juga Kalimantan seperti NTT juga pertambangannya juga tidak sebaik yang dulu. ‘’Ya Bali dengan pariwisatanya yang masih luar biasa ini, yang perlu dijaga, walaupun berbagai tantangan juga siap mengadang, terutama pengaruh musim hujan dan badai elnino yang melanda sebagian belahan dunia ini.

‘’Ya saya lihat beberapa bule merasa terganggu dengan kondisi musim hujan dan banjir ron serta ombak besar. Dengan kondisi cuaca yang hujan terus menerus di Bali dan di beberapa daerah  minggu terakhir ini dan kemarin sebelumnya juga ombak yang besar ya, harus kita hadapi,’’ kata Dewi.

Dikaitkan dengan bisnis, kata Dewi kalau orang jualan ya ada untung ada rugi. ‘’Jika kita rugi ya jangan mengeluh, cari solusi lah,’’ katanya.  SUT-MB