Jembrana (Metrobali.com)-

Penyebaran Virus HIV/AIDS secara keseluruhan di Bali nampaknya semakin mengkhawatirkan saja.Sampai akhir tahun 2019 tercatat penderita HIV-AIDS di Bali sebanyak 22.034. Untuk di Kabupaten Jembrana, warga yang terjangkit virus yang mengerikan itu dalam setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dari data tahun 2006-2020 penderita HIV/AIDS di Jembrana sebanyak 1075 orang. Khusus di Kabupaten Jembrana sesuai data pada Dinas Kesehatan, penderita HIV/AIDS dalam setiap bulannya terdapat 9-10 kasus Baru.
Hal itu di ungkapkam Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jembrana, dr. IGusti Agung Putu Arisantha, MPH dihadapan para Perbekel dan Lurah termasuk para bendesa Pekraman se Kabupaten Jembrana bertempat di Aula Pertemuan Lantai 2 Jimbarwana, Kantor Bupati, Jumat(7/2).
Di Kabupaten Jembrana sendiri dalam tahun 2019 ada 95 kasus, sedangkan tahun 2020 yakni pada bulan Januari sampai saat ini terdapat 8 kasus baru dan
diprediksi ada sekitar 5-10 kasus yang belum terdeteksi. “kata Arisantha.
Untuk mengantisipasi fenomena kasus ini, kata Arisantha, Pemerintah Kabupaten Jembrana melalui Dinas Kesehatan melakukan langkah-langkah dengan membentuk Kader Desa Peduli AIDS di tingkat Desa/Kelurahan. “jika dilihat kasus ini ibarat seperti fenomena gunung es. Diprediksi masih ada warga kita yang belum terdeteksi apalagi mau dengan kesadaran sendiri memeriksakan dirinya ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Padahal semua Puskesmas dan Rumah Sakit kita ini telah mampu mengatasinya asalkan mengikuti aturan kesehatan. Tidak ingin kasus-kasus ini semakin merajalela di masyarakat maka kita bentuk tim penanggulangan Penyakit HIV/Aids di tingkat desa/Kelurahan. Berupa Kader Desa Peduli AIDS (KDPA). “ujarnya.
dr. I Gusti Agung Putu Arisantha, MPH yang didampingi Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular(P2PM),IB. Made Adnyana, SKM juga mengaku, kalau Tim yang Dibentuknya ini melibatkan para Perbekel/Lurah termasuk para Bendesa Pekraman. “tokoh-tokoh ini kita libatkan dalam tim Penanggulangan penyakit HIV/AIDS. Maka setiap desa/kelurahan terdapat tim dengan pendampingan dari Puskesmas terdekat. “ujarnya.
Terkait tugas Tim, Arisantha mengatakan, memberikan sosialisasi termasuk memberikan penyadaran kepada warga masyarakatnya akan dampak dan bahaya dari penyebaran virus HIV/AIDS. “setiap saat kita harapkan tim ini mampu memberikan penyadaran sekaligus sosialisasi kepada warganya betapa bahayan virus ini. Namun demikian, kita juga harapkan warga masyarakat yang merasakan atau terindikasi virus HIV/AIDS agar melakukan pemeriksaan ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Karena dengan kesadaran sendiri petugas akan memberikan pengobatan secara terus menerus sehingga penderita bisa bertahan hidupnya seperti biasa dengan harapan kualitas hidup penderita sama seperti orang yang sehat,” pungkasnya(Humas Pemkab Jembrana).