Foto: Webinar Pelayanan Publik di Era New Normal Life” yang digelar Universitas Bali Dwipa (UBAD), Kamis (16/7/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Universitas Bali Dwipa (UBAD) menggelar Webinar dengan tema “Pelayanan Publik di Era New Normal Life”, Kamis (16/7/2020). Webinar ini digelar serangkaian Dies Natalis ke-2 Universitas Bali Dwipa yang puncaknya akan dirayakan, Jumat, 17 Juli 2020.

Hadir selaku narasumber Deputi Bidang Pelayanan Publik Kemenpan Reformasi Birokrasi RI  Prof. Dr. Diah Natalisa, M.BA; Analisis Madya Dirjen Pothan Kementerian Pertahanan RI Kol. Inf. Ketut Budiastawa, S.Sos, M.Si; dan Dekan Fisip Universitas Udayana Dr. Drs. I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa, M.Si.

Dalam Webinar ini hadir pula Rektor UBAD Dr. Ir. Ketut Suriasih, MApp.Sc., Ketua Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali Ir. I Wayan Adnyana, S.H.,M.Kn.,serta diikuti ratusan peserta secara online. Webinar dipandu dosen dan peneliti Universitas Bali Dwipa Luh Micke Anggraini SST.Par, MTP, PhD selaku moderator.

Ketua Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali Ir. I Wayan Adnyana, S.H.,M.Kn., mengungkapkan penting untuk memastikan pelayanan publik tetap berjalan baik di tengah pandemi Covid-19 dan memasuki era New Normal saat ini.

Karenanya webinar ini dipandang penting memberikan kontribusi pemikiran untuk peningkatan kualitas pelayanan publik era New Normal khususnya di Provinsi Bali.

“Mari kita kawal pelayan publik yang baik, berkeadilan dan transparan bagi masyarakat dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di era  Normal ini,” kata Adnyana.

Sementara itu Rektor Universitas Bali Dwipa Dr. Ir. Ketut Suriasih, MApp.Sc., dalam sambutannya mengungkapkan di era New Normal ini pelayanan publik tidak boleh kendor.

Pandemi Covid-19 tidak boleh menghalangi pelayanan publik yang prima kepada masyaraka dan tidak boleh menjadi alasan adanya pelayanan publik yang asal-asalan.

“Perubahan yang terjadi harus kita respon dengan cepat dan akurat, begitu pula dalam pelayanan publik,” kata Suriasih.

Narasumber pertama yakni Deputi Bidang Pelayanan Publik Kemenpan Reformasi Birokrasi RI  Prof. Dr. Diah Natalisa, M.BA., menjabarkan enam hal yang diperlukan dan harus diperhatikan dalam mewujudkan pelayanan prima namun juga mengedepankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 agar masyarakat tetap sehat.

Pertama, Strategic Concept. Ini menyangkut penyediaan layanan agar sesuai dengan  sasaran dan kebutuhan masyarakat. Kedua, Top Management  Commitment. Komitmen pimpinan dalam penyelenggaraan pelayanan publik.  Manajemen tidak hanya dalam financial  performance namun juga service performance.

Ketiga, Services Standards yang menyangkut penerapan dan penyesuaian  standar pelayanan. Keempat, Satifaying both employees and customers. Hal ini dilakukan dengan memberikan perlindungan bagi internal pegawai.  Lalu responsive tindaklanjut pengaduan masyarakat.

Kelima, Managing Productivity. Ini berkaitan dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pengembangan  kompetensi, penjaminan keamanan dan  keselamatan kerja, fleksibilitas kerja. Hal ini juga harus didukung infrastruktur baik dari sisi teknologi, informasi, dan  komunikasi serta sarana prasarana.

Keenam, Monitoring Systems. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik.

Analisis Madya Dirjen Pothan Kementerian Pertahanan RI Kol. Inf. Ketut Budiastawa, S.Sos, M.Si., memaparkan materi mengenai  “Bela Negara di Era New Normal.” Ia mengungkapkan  harapan bela negara pada era New Normal bisa dilakukan dengan menaati himbauan pemerintah (protokol kesehatan).

Diantaranya pertama, wajib menggunakan masker saat keluar rumah. Kedua, cek suhu tubuh. KEtiga, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih. Keempat, gunakan hand sanitizer jika tidak terdapat cucian tangan dengan air. Kelima, atur jarak antar orang minimal 1,5 – 2 meter. Keenam, rutin berolahraga dan berjemur di pagi hari.

Dekan Fisip Universitas Udayana Dr. Drs. I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa, M.Si.,mengungkapkan untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19 semakin masif maka harus seminimal mungkin menggunakan ruang publik “tradisional”. “Apa yang menjadi kebijakan pemerintah sudah benar dalam himbauannya menggunakan ruang publik tradisional,” ujarnya.

Diperlukan juga upaya memperbarui dan mengkreasi alat dan strategi yang sudah diterapkan di ruang publik itu. Selain itu penting semua pihak memahami bagaimana memanfaatkan teknologi secara benar untuk mengedukasi pencegahan Covid-19 dan mendukung berbagai upaya agar pandemik ini bisa segera usai.

“Perlu dipastikan pula sarana pencegahan Covid-19 seperti masker dan hand cairan pencuci tangan harus terjangkau harganya oleh masyarakat,” tandas Suka Arjawa. (dan)