Jembrana (Metrobali.com)-

Anggota DPRD Jembrana dipimpin Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi kembali melakukan sidak dengan menyasar kesejumlah Puskesmas di Jembrana, Selasa (12/5).

Dari sidak itu, dewan menemukan masalah yakni pembagian insentif bagi tenaga medis di Puskesmas yang belum merata.

Terkait hal tersebut Ketua Pansus I DPRD Jembrana, IB Susrama menekankan agar petugas penanganan Covid-19 sebagai ujung tombak di Puskesmas mendapat insentif yang merata.

Apalagi lanjutnya, masalah pembagian insentif dilakukan oleh Puskesmas masing-masing. “Memang anggaran untuk itu (insentif) masih terbatas, baru bisa untuk 7 orang saja. Yang jadi masalah kan bukan nominal, tapi pemerataan. Jadi tadi saya minta supaya semua bisa merata” ujar Susrama.

Sementara terkait keengganan sejumlah warga pasien yang memilih dirawat di rumah sakit swasta ketimbang di RSU Negara dampak dari dirawatnya sejumlah pasien positif Covid-19 dan PDP, Susrama berharap pihak puskesmas bisa memberikan edukasi kepada masyarakat atau warga pasien agar bersedia dirujuk ke RSU Negara.

“Berikan masyarakat pemahaman yang benar. Jangan sampai ada ketakutan. Apalagi di RSU kan sudah ada tempat isolasi khusus. Jadi aman untuk pasien lain” tandasnya.

Hal sama juga disampaikan Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi. Akan hal ini pihaknya akan mencari dimana kendalanya. “Masalah ini nanti akan dibahas dalam rapat kerja oleh pansus” imbuhnya.

Puskesmas menurutnya, sudah diberikan anggaran dan kewenangan untuk itu. Sehingga sejatinya bisa dimaksimalkan. Bukan saja untuk tim medis, juga surveilans yang juga terlibat langsung dalam penanganan Covid-19.

Sidak yang dilakukanya kata Sri Sutharmi juga untuk memastikan apakah rapid test dan APD untuk tim medis di puskesmas sudah terpenuhi atau tidak. Sehingga setiap warga atau pasien yang perlu mendapat rapid test bisa terlayani dengan baik.

“Kalau APD sudah tercukupi, tim medis juga bisa dengan tenang dan aman dalam bekerja” ungkapnya.

Anggota dewan juga melakukan pemantauan ke sejumlah hotel sebagai tempat karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI). Dari hasil pemantauan, para PMI dinilai sudah mendapat pelayanan yang baik termasuk pemeriksaan kesehatan. (Komang Tole)