Anggota Fraksi PDIP dipimpin Ketua Fraksi Ketut Sudiasa, Kamis (5/9) sekitar pukul 13.00 Wita melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke rumah sakit umum (RSU) Negara. Di RSU Negara

Jembrana (Metrobali.com)
Anggota Fraksi PDIP dipimpin Ketua Fraksi Ketut Sudiasa, Kamis (5/9) sekitar pukul 13.00 Wita melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke rumah sakit umum (RSU) Negara. Di RSU Negara, 16 anggota fraksi PDIP minus Ni Made Sri Sutarmi dan IB Susrama karena ijin diterima Direktur RSU Negara, Gusti Bagus Ketut Oka Parwata bersama jajaranya dilantai IV RSU Negara.
Anehnya, sidak dengan mengundang wartawan justru berlangsung tertutup. Bahkan dua orang wartawan yang sempat masuk diminta untuk menunggu di luar oleh salah seorang anggota fraksi. Hal ini juga dialami salah seorang wartawan lainnya.
Adanya larangan tersebut sejumlah wartawan hanya bisa mengintip dari balik pintu dan beberapa lainnya menunggu di ruangan humas RSU Negara. Lantaran tidak ada kejelasan, para wartawan akhirnya memilih meninggalkan RSU Negara.
Sidak tersebut menyikapi adanya keluhan masyarakat terutama terkait pelayanan RSU. Bahkan teranyar salah seorang kepala keluarga mengamuk diarea IGD RSU disebabkan tidak maksimalnya pelayanan yang diterima.
Terhadap ulah oknum anggota fraksi itu, Ketua Fraksi PDIP Ketut Sudiasa seusai sidak langsung menemui wartawan untuk meminta maaf. Permohonan maaf tersebut disampaikan di ruangan pressroom Pemkab Jembrana.
“Saya minta maaf atas kejadian tadi. Tolong disampaikan kepada teman-teman yang lain” ujar Sudiasa.
Pihaknya lanjut Sudiasa, tidak bermaksud seperti itu. Justru ia sengaja mengundang dan mengajak wartawan dengan harapan ikut memberikan masukan.
“Rekan kami mungkin maksudnya menunggu sebentar diluar karena nantinya saya yang akan menyampaikan press release. Ini hanya miskomunikasi” jelas politikus asal Kelurahan Baler Bale Agung ini.
Sudiasa mengatakan sidak yang dilakukanya semata-mata memberikan masukan terkait pelayanan dan meminta supaya alat kesehatan yang belum ada untuk segera dilengkapi.
“Kami kesana (RSU) menekankan agar pelayanan lebih dimaksimalkan. Ketentuan-ketentuan yang sifatnya baku supaya dipotong kompas demi kemanusiaan” tandasnya.
“Hanya itu saja. Kami tidak ada membicarakan lainnya seperti menitipkan orang untuk bisa bekerja di rumah sakit” pungkasnya. (Komang Tole)