Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer menyapa masyarakat Buleleng di kampung halamannya di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng pada Rabu, 24 Januari 2023.

Buleleng (Metrobali.com)-

Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer menilai saat ini yang paling mendesak untuk diperjuangkan dan harus terjadi di Bali adalah pemerataan pembangunan. Hal itu ditegaskan Demer kepada awak media ditemui usai menyapa masyarakat Buleleng di kampung halamannya di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng pada Rabu, 24 Januari 2023.

Demer yang pada Pemilu 14 Februari 2024 ini kembali maju nyaleg ke DPR RI Dapil Bali dari Partai Golkar dengan nomor urut 2 ini mengungkapkan saat ini merupakan hari-hari kampanye, dimana dalam kesempatan tersebut pihaknya ingin menyampaikan program-program terbaik yang bisa menyebabkan kesejahteraan masyarakat meningkat. Juga disampaikan program-program yang akan diperjuangkan ketika terpilih menjadi anggota dewan di DPR RI untuk periode kelima.

Wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali itu menilai saat ini yang paling mendesak untuk diperjuangkan dan harus terjadi di Bali adalah pemerataan pembangunan dan ibaratnya pemerataan pembangunan ini menjadi harga mati yang harus diwujudkan di seluruh Bali. Menurut Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali itu, ketiadaan pemerataan pembangunan menyebabkan lunturnya adat istiadat, baik di Bali Selatan maupun di Bali Utara dan Bali Timur.

Hal tersebut dibuktikan bagaimana masyarakat, terutama masyarakat kelas bawah, sudah mulai meninggalkan Bali Selatan karena mereka tidak mampu untuk mengikuti tingkat kemahalan akibat dari pertumbuhan yang sangat tinggi, yang pada akhirnya terpaksa menjual tanah dan rumahnya dan pindah ke daerah lain. Inilah yang menyebabkan masyarakat terpaksa meninggalkan komunitasnya yang kemudian berdampak pada pelestarian adat istiadat di daerahnya.

“Orang-orang mulai meninggalkan Bali Selatan, terutama masyarakat kelas bawahnya yang buruh serabutan, pegawai negeri kelas IIA, maupun pegawai-pegawai biasa, karena tidak mampu untuk mengikuti tingkat kemahalan akibat daripada pertumbuhan yang sangat tinggi, yang akhirnya pada ujung-ujungnya terpaksa menjual tanahnya, terpaksa menjual rumahnya. Ujung-ujungnya meninggalkan komunitasnya. Kalau meninggalkan komunitas berarti sulit untuk melakukan ayah-ayahan, maka sulit untuk mempertahankan adat dan istiadat,” beber Demer.

Terkait dengan pertumbuhan ekonomi di daerah Bali Utara, menurut Demer karena kurang merata maka pertumbuhannya sangat rendah, yang mana akhirnya penyerapan tenaga kerja juga rendah dan menyebabkan masyarakat di Bali Utara hijrah ke Bali Selatan untuk mencari pekerjaan. Oleh karena itu mereka akhirnya meninggalkan komunitasnya yang kemudian berimbas kepada kegiatan adat istiadat mereka.

Oleh karena itu Demer mendesak untuk segera dilakukannya pemerataan pembangunan di seluruh Bali. “Untuk itu maka saya minta untuk segera dilakukan pemerataan,” tegas politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng itu.

Demer yang juga Ketua Korwil Pemenangan Pemilu (PP) Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Partai Golkar ini juga mengapresiasi cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka, yang pada acara debat berulang kali menyebutkan pemerataan pembangunan dan pemerataan pertumbuhan. Inilah yang dibutuhkan Bali kedepan baik oleh masyarakat di Bali Utara maupun masyarakat di Bali Selatan dan Bali Timur.

Wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu mengaku sangat miris melihat kondisi Bali sekarang ini. Demer telah menyampaikan kepada masyarakat bahwa ia akan berjuang untuk pemerataan pembangunan di Bali. Menurutnya yang paling cepat untuk dilakukan pemerataan adalah pembangunan bandara di Bali Utara. Ketika bandara baru sudah ada, maka kedatangan turis akan meningkat.

Dengan demikian Buleleng dan sebagian wilayah Bangli serta Karangasem akan mulai menggeliat dan pertumbuhannya meningkat sehingga kesempatan kerja juga ikut tumbuh dan pendapatan dari pajak juga meningkat. Meningkatnya pendapatan pemerintah ini mungkin bisa dialokasikan untuk membantu kegiatan-kegiatan adat seperti perbaikan pura dan biaya upacara lainnya, kemudian juga di bidang kesehatan masyarakat.

“Oleh karena pajak pemerintah tinggi tentu banyak yang bisa dibantu oleh pemerintah terhadap perkembangan adat istiadat kita, terutama mungkin perbaikan Pura, baik itu Pura Dadia maupun Pura Desa, dan juga kesusahan-kesusahan masyarakat tentang kesehatan dan biaya tentang kematian juga bisa diatasi, seperti halnya yang terjadi di daerah Badung,” beber Demer.

Demer kemudian meminta masyarakat untuk memilih wakil rakyat yang benar-benar mampu mewakili dan menyuarakan aspirasi masyarakat kedepan, serta juga mampu secara totalitas berjuang di pusat dan yang terpenting adalah memilih calon yang memiliki potensi besar untuk terpilih. Demer juga mengingatkan masyarakat untuk datang ke TPS pada Pemilu tanggal 14 Februari dan menggunakan hak mereka sebaik-baiknya demi kesuksesan Pemilu.

“Dan saya mengingatkan juga untuk datang tanggal 14 Februari ke TPS, karena dia punya hak, kalau punya hak maka harus dipergunakan, kalau tidak dipergunakan sama dengan tidak punya hak. Oleh karena itu, saya berharap 14 Februari benar-benar haknya di pergunakan dan tentu untuk suksesnya pemilu kali ini,” pungkasnya. (wid)