Foto: AMD (tengah baju dan udeng putih) saat bersama paslon Jaya Wibawa.

Denpasar (Metrobali.com)-

Penampilan apik Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara-Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya Wibawa) dalam debat terbuka perdana Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Denpasar Tahun 2020 yang berlangsung Sabtu (10/10/2020) di Grand Inna Bali Beach, Denpasar menuai beragam komentar positif khususnya pula dari generasi muda (milenial) di Kota Denpasar.

Salah satu tanggapan positif dan apresiasi datang dari Komunitas Anak Millenial Denpasar yang menilai paslon Jaya Wibawa penampilannya sangat tenang, tegas, dan selalu tepat jawabannya.

Salah satu anggota Komunitas Anak Millenial Denpasar, Jung Kresna,  bersama anak-anak millenial mengaku dari awal sampai akhir menonton debat yang disiarkan live KPU Denpasar ini.

“Sangat jelas tepat jawabannya, program terobosan mengena untuk segala kalangan, program milenial juga, begitu pula Denpasar Kota Kreatif berbudaya,” ucap Jung Kresna singkat.

Agung Manik Danendra (AMD) tokoh milenial humanis yang dari awal mendukung kreativitas millenial ini merasa bangga Paslon Jaya Wibawa menampung aspirasi anak-anak milenial dalam visi misi dan sebagian program kerja Denpasar MAJU.

“Astungkara, pastinya semua milenial di Kota Denpasar pilih paslon Jaya Wibawa,” tegas AMD.

AMD pun melihat kekompakan paslon Jaya Wibawa sangat melengkapi dalam menjawab setiap pertanyaan dan menanggapinya jawaban rivalnya Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta).

“Chemestry-nya dapet beliau (Jaya Negara dan Kadek Agus Arya Wibawa) berdua, ke depan duet ini (Jaya Wibawa) pantas mimpin Denpasar MAJU,” tegas AMD lagi.

Di sisi lain AMD menyoroti tidak kompaknya paslon Amerta. Bagi AMD, dari awal sampai akhir debat, Ambara tampak sangat mendominasi seperti “One Man Show” tidak memberikan kesempatan bagi Bagus Kertha Negara untuk berbicara.

“Bagus Kertha Negara seperti diparkir oleh Ambara. Buat apa dia disana kalau hanya seperti togog (patung),” sindir AMD.

Bahkan AMD dengan seksama mengamati durasi bicara Bagus Kertha Negara bahkan tidak mencapai satu menit yakni total sekitar 30-40 detik pada dua kesempatan.

Pertama di awal debat saat pemaparan visi misi paslon Amerta. Kedua pada sesi terakhir closing statement (pernyataan penutup) paslon.

Beda halnya dengan Kadek Agus Arya Wibawa yang diberikan kesempatan bicara secara proporsional oleh Cawali Jaya Negara yakni sekitar 8-10 menit.

“Disini saja sudah kelihatan mana yang kompak, solid dan chemistry-nya sudah sangat bagus, mana yang sepertinya tidak kompak atau bisa saja seperti ibaratnya paslon dadakan kawin paksa,” sindir AMD.

Lebih lanjut AMD merinci jawaban tepat dari paslon Jaya Wibawa. Salah satunya mengenai tingkat Indeks Kebahagiaan warga Kota Denpasar .

“Ini dijawab bagus dan tepat oleh paslon Jaya Wibawa, sementara paslon Amerta melebar kemana-mana, nggak fokus. Ketidakkompakan paslon Amerta juga terlihat jelas didominasi Ambara, sedangkan calon wakilnya Bagus Kertha diparkir alias no coment,” tegas AMD lagi.

Tidak hanya itu, program Amerta yang memberi dana setiap tahun untuk pembuatan ogoh, desa adat, dadia, dan lainnya yang jumlahnya bervariatif ada yang Rp 10 juta, hingga Rp 25 juta menurut AMD itu PHP (Pemberi Harapan Palsu).

Bantuan anggaran rutin yang dijanjikan ini bertentangan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga atas Petaturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah.

Dalam pasal 4 ayat (4c) disebutkan pemberian hibah dan bantuan sosial ini tidak boleh dilakukan terus menerus setiap tahun. “Disamping itu juga uangnya darimana?,” tanya AMD.

Progam brilian lainnya dari Jaya Wibawa yang diacungi jempol oleh AMD seperti program pertukaran pelajar keluar negeri. “Ini juga diacungi jempol oleh anak-anak milenial Denpasar,” tegas AMD yg pernah menjadi mahasiswa teladan dan terlibat program pertukaran mahasiswa keluar negeri saat dirinya kuliah S-1.

“Melihat debat perdana yang sangat seru ini sudah jelas program kerja Jaya Wibawa relevan untuk Denpasar MAJU. Sedangkan progam Amerta lebih banyak PHP,” tutup AMD saat diwawancara MetroBali.com via telepon.

AMD (kanan) bersama seniornya Guru Besar Prof Dr. Paripurna, S.H.,M.Hum.,L.LM., mantan Dekan Hukum UGM, PR UGM, saat seminar Nasional di Grand Inna Bali Beach sebelum pandemi Covid-19.

Sementara hingga berita ini diturunkan palson Amerta belum bisa dikonfirmasi terkait tudingan progam-program yang ditawarkan adalah PHP. Begitu juga terkait penilaian Bagus Kertha Negara seolah-olah diparkir oleh Ambara dalam debat perdana ini.

Baik Ambara maupun Bagus Kertha Negara saat dihubungi wartawan Metro Bali, keduanya tidak mengangkat handphone-nya. Begitu juga saat diminta konfirmasi via pesan WhatsApp, keduanya juga tidak menjawab pertanyaan wartawan. (dan)