BPJS Ketenagakerjaan bali

Denpasar (Metrobali.com)-

Meski masih 1 Juli 2015 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan full beroperasi, namun sejak dini pihak BPJS telah melakukan sosialisasi, terutama menyasar pada segmen pekerja informal seperti pedagang di pasar, pengrajin, kuli bangunan, tukang ojek, tenaga mandiri atau swasta.

“Tahun 2015 menurut kami cukup besar tantangannya tidak hanya formal tapi segmen informal kita akan dorong, bahkan yang tidak dijamah pun akan kita rangkul ikut dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan,” jelas Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Bali I, Sudirman Simamora, di Denpasar, Sabtu (17/1).

Dengan pola kepesertaan informal di luar lingkungan kerja tidak berkaca pada UMK, imbuhnya, karena itu mereka tidak mengerti kerena penghasilan mereka tidak tetap. Karena itu dengan iuran Rp59.400 mereka sudah mendapatkan tiga jaminan, pertama jaminan kematian, kesehatan kerja dan jaminan hari tua, kata Simamora.

“Misalnya meninggal karena kecelakaan kerja, dia akan dapat santunan 48 bulan upah, jadi mereka akan terbantu biaya pemakaman, ngaben di Bali kan mahal jadi mereka saya pikir akan terbantu sekali,” imbuh dia.

Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Bali I, Sudirman Simamora

Bahkan sejumlah pasar di Denpasar sudah bersedia untuk ikut bergabung dalam BPJS Ketenagakerjaan.

“Pasar Kreneng, Pasar Badung semua pasar akan kami sosialisakan. Tanggal 28 nanti akan ada testimoni di Pasar Badung, bahkan kami menerima pendaftaran di lokasi, pedagang suun di Badung itu juga jadi target kami,” tegas Simamora yang pernah menjabat sebagai Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan di Bogor ini.

Data tahun 2014 menunjukkan, kepesertaan untuk sektor informal jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 13 ribu orang.

“Ditambah sekarang ada sekitar 15 ribuan per Januari 2015 ini, kami akan terus melakukan sosialisasi massif kepada pekerja informal, target kami yang informal 60 ribulah dan itu kami akan kejar karena potensi di Bali kami lihat cukup banyak,” pungkasnya.SIA-MB