Jakarta (Metrobali.com)-

PT Bank Negara Indonesia merintis proyek percontohan relokasi pelaku usaha asing ke Indonesia dimulai dengan upaya membawa pengusaha kecil menengah asal Jepang ke Tanah Air.

“BNI menjadi bank perintis pilot project yang menjembatani relokasi pelaku usaha asing ke Indonesia, dalam hal ini membawa pengusaha kecil menengah asal Jepang ke Indonesia melalui unit khusus bernama Japan Desk,” kata Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (29/9).

Saat ini sudah sekitar 50 bank regional Jepang yang bekerjasama dengan BNI dalam memudahkan transaksi bisnis dan pengelolaan dana pelaku usaha Jepang di Indonesia. Bahkan BNI juga telah menyiapkan lahan sekitar 1.000 hektare di Karawang Jawa Barat yang dapat ditempati pelaku usaha Jepang yang ingin merelokasi usahanya ke Indonesia.

BNI juga berinisiatif membangun kerjasama lebih erat dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam memudahkan proses perizinan setiap pengusaha Jepang yang ingin menanamkan modal di Indonesia.

Menurut Gatot, saat ini BNI merupakan bank asal Indonesia yang memiliki fokus jelas pada bisnis internasional sehingga paling siap menjembatani setiap kebutuhan investasi asing di Indonesia.

Kelengkapan yang dimiliki BNI dalam memaksimalkan visi bisnis ‘bridging Indonesia to the world” adalah adanya lima kantor cabangdi luar negeri yaitu di London, New York, Tokyo, Singapura dan Hongkong. Selain itu terdapat satu sub cabang di Osaka, limited purpose di Singapura, serta remittance representative yang tersebar di Malaysia, Saudi Arabia, Qatar, uni Emirat Arab dan Amerika Serikat.

Menurut Gatot, BNI juga berada di garda depan dalam memaksimalkan kontribusi para diaspora Indonesia yang berkeinginan memajukan Indonesia.

Saat ini BNI tengah menyiapkan produk keuangan yang dapat menjembatani aliran modal dari para diaspora Indonesia di luar negeri agar dapat dialirkan ke dalam negeri sebagai sumber pendanaan investasi riil di Indonesia.

Arus modal asing yang masuk ke Indonesia penting karena berdasar survei PricewaterhouseCoopers (PWC), Indonesia merupakan negara yang akan berkembang dari dua sisi bisnis sekaligus yaitu sisi konsumer dan sisi produser. Indonesia dapat dijadikan basis pasar untuk produk-produk konsumer tetapi juga layak dipertimbangkan sebagai basis produksi. Untuk itu BNI siap dengan beragam produk consumer banking dan business banking.

Sementara itu dalam penyelenggaraan KTT APEC 2013, BNI akan melaksanakan sejumlah program selama pelaksanaan kegiatan tersebut di Bali. Program tersebut antara lain memberikan pelatihan lengkap kepada 30 anak muda Indonesia untuk tampil bersama 100 delegasi lain dari berbagai negara anggota APEC.

BNI juga mengikutsertakan para produsen produk unggulan Indonesia dari Kampung BNI (KBNI) Tenin Sumatera Selatan, KBNI Tenun Sumba, KBNI Tenun Pisang Lumajang, KBNI Tenun Toraja, KBNI Seni Kamasan, plus enam mitra binaan lain yang ada di Denpasar. Mereka akan mengikuti pameran produk di sela APEC SME’s Meeting 2-5 Oktober 2013.

BNI sebagai bank resmi KTT APEC 2013, juga menyiapkan 49 kantor cabang di seluruh Bali untuk mendukung kegiatan tersebut. Fasilitas BNI tersebut dilengkapi dengan 244 ATM yang disiagakan, ditambah 3.168 mesin EDC untuk memudahkan transaksi pembayaran nontunai selama pelaksanaan APEC Summit itu.

BNI juga menyiapkan berbagai titik layanan perbankan lainnya yang lebih luas di Bali International Convention Centre, Ayana dan Patra Jasa. AN-MB