Gubernur Bali, Made Mangku Pastika (4)

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika/MB

Denpasar (Metrobali.com)-

Serangkaian dengan acara ulang tahun pemprov Bali tanggal 14 Agustus mendatang, pemprov Bali bekerja sama dengan BPD, dan BI berencana akan mengadakan seminar yang mendatangkan langsung pakar perubahan dan bisnis Prof Rhenald Kasali. Seminar itu sendiri akan digelar di gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar pada sabtu 23 April mendatang yang dimulai pada pukul 8.30 WITA. Demikian diungkapkan oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, dalam konferensi persnya di press room Biro Humas Setda Bali, Rabu (20/4).

“Ini merupakan pembukaan rangkaian acara kita untuk menyambut HUT Pemprov Bali, setelah seminar ini, berikutnya akan dipikirkan lagi seminar berikutnya beserta siapa narasumbernya,” beber Pastika.

Ditambahkannya, seminar sabtu mendatang akan mengambil tema “Mau Kemana Kita? Perubahan Dan Tradisi”. Penting menurutnya mengambil tema perubahan, karena perubahan merupakan suatu keniscayaan dan dunia sudah menyiapkan diri menghadapi perubahan. “Bahkan Barack Obama pun dalam kampanyenya menyinggung masalah perubahan,” imbuhnya.

 Mengenai perubahan itu, Pastika menyadari akan menjadi suatu hal yang dilematis di Bali. Satu sisi Pulau Dewata sangat kental dengan adat dan tradisi, namun dia juga tidak bisa menampik, masyarakat Bali harus mulai berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Akan tetapi perubahan itu tidak serta merta harus meninggalkan adat, tradisi, budaya, agama dan alam Bali. “Kita harus pikirkan, mana yang duluan berubah? Apanya yang berubah? Tahapan, Siapa yang akan mengubah?, semua harus dipikirkan,” beber orang nomor satu di Bali itu. Itulah yang mendasarinya untuk mengundang guru besar tersebut ke Bali, sehingga pada ujungnya akan ditemukan perubahan yang paling pas untuk Bali. “Setelah seminar, nanti kita harus mencapai konsensus, perubahan itu tidak serta merta mengubah Bali secara keseluruhan. Bali masih milik masyarakat Bali keseluruhan dan tetap menjadi milik Indonesia bahkan dunia,” pungkasnya.

 Lebih lanjut, dalam seminar itu akan diundang pejabat di lingkungan pemprov Bali, guru besar dari universitas di Bali serta tokoh adat, agama dan masyarakat. Seminar ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya aparatur pemprov Bali serta dalam rangka reformasi birokrasi.

Ke depan, dia berharap melalui pencerahan dan masukan dari narasumber, semua aparatur khususnya di pemprov Bali bisa lebih paham akan tupoksinya masing-masing dan yang pasti harus siap menghadapi perubahan. Karena, menurutnya untuk tetap survive dan exist di tengah perubahan, Bali harus mempunyai para pengatur yang visioner, yang mampu memikirkan akan perubahan lima atau sepuluh tahun mendatang.

Selain itu, Pastika juga ingin menggugah masyarakat akan perubahan yang benar-benar nyata terjadi karena Bali sudah pasti akan berubah, dia mengharapkan masyarakat tidak terus berada di zona nyamannya. Dia tidak ingin Bali telat menghadapi perubahan, karena sudah banyak contoh negara dan pemerintahan yang hancur karena kurang menyadari perubahan. Seperti Uni Sovyet atau di dalam negeri orde lama dan orde baru menurutnya produk yang gagal menghadapi perubahan zaman. “Ini merupakan bagian dari manajemen strategis, bagaimana kita mengatur perubahan itu. Jangan direduksi pikiran kita hanya untuk praktis hari ini saja, dan sebagai orang tua sudah menjadi kewajiban saya untuk mengingatkan,” tandasnya. AD-MB