Karangasem (Metrobali.com)-

Untuk menajaga dan meningkatkan bobot kesucian dan kesakralan Pura Kiduling Kreteg,  sebagai salah satu pura kahyangan jagat yang menempati posisi Catur Dala arah selatan sebagai stana Dewa Brahma,  di jajaran pura pengider Pura Agung Besakih, Minggu (8/12) diselenggarakan upacara Karya Nubung Pedagingan, Ngenteg Linggih lan Mepedanaan, diawali upacara  Melaspas dan Rsi Gana, Mesesapuh dan Bumi Suda dipuput Ida Pedanda  Gede Nyoman Jelantik Dwaja dari  Geria Dauh Pasar Budakeling dan Ida Pedanda Gede Pasuruan  dari Geria Kawan Sibetan. 

 Menurut Kabag Kesra Drs. I Wayan Astika, M.Si, upacara menggunakan sarana upakara banten catur  melantaran titi mamah  kebo, berikut kelengkapan  runtutan caru manca sanak serta bebanten  suci, pebangkit, salaran, bagyapulekerti, sarad sanganan lan ulam. Puncak upacara Karya  diawali dengan prosesi upacara Mlaspas dan Ngresigana, Mesesapuh dan Bumi Suda. Selanjutya akan disusul dengan upacara  Ngaturang Pengulem, Memiut, Nedunang Betara, Nuur Betirta, Mendak Agung pada taggal 14 Desember 2013, Mepepade, Nangiang Bagya Pulekerti, Penyegjeg Gumi, Menben pada taggal 15 Desember 2013 sebelum  Puncak Karya Nubung Pedagingan, Ngenteg Linggih lan Mepedanaan pada tanggal 17 Desember 2013. Selanjutnya upacara diisi dengan penganyar Penganyar, Penglemek, Mekebat Daun, Mangun Ayu, Nyenuk, Rsi Bojana sebelum mesineb tanggal 26 Desember 2012 yang di akhiri degan upacara  Nyegara Gunung

 Ketua Panitia Karya Sekda Ir. I Gede Adnya Mulyadi, M.Si,  mengatakan, karya Nubung Pedagingan, Ngenteg Linggih lan Mepedanaan juga dikandung maksud untuk mengurangi aura negatif untuk kestabilan dan  kemakmuran alam bagi kehidupan segenap isi alam. Karya juga bermakna nglungsur Peneduh Jagat agar sarwa prani memperoleh  berkah dari  Dewa Brahma  yang distanakan di Pura Kahyangan Jagat Kiduling Kreteg,  agar melimpahkan karunia  meneduhkan kehidupan alam semesta.    Selama pelaksanaan Karya umat dipersilahkan untuk Pedek Tangkil ngaturang pangubakti memohon kerahayuan jagat sekala.

            Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH diwakili Asisiten II Drs. I Made Sujana Erawan, mengatakan, upacara Mlaspas, Rsi Gana, Mesesapuh dan Bumi Suda merupakan moment istimewa melakukan pendakian rokhani meningkatkan spiritualitas, untuk memperoleh anugrah sinar suci dalam menjalani belantara kehidupan yang saat ini makin merongrong nilai spiritual keagamaan.

Untuk itu melalui upacara Rsi Gana ini merupakan kewajiban sebagai umat Hindhu menjalankan dharma agama meningkatkan motivasi spiritual memohon anugrah keselamatan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar dapat menjalankan dharma negara. Kepercayaan Hindhu untuk melakukan ruatan atau pembersihan aura negative  dengan Upacara Rsi Gana adalah wujud prosesi spiritual menyeimbangkan kekuatan negatif alam bawah (bhur) atau buthakala dengan alam manusia (bwah loka) serta  swahloka. Dengan konsep somya diyakini kekuatan negatif itu dapat berpulang menjadi kekuatan positif atau sifat dewata yang dapat mendorong   ketentraman, kedamaian sekaligus meningkatkan produktifitas. BUD-MB