Dhamantra

Denpasar (Metrobali.com)-
Salah satu tema yang kurang medapat perhatian (calon) wakil rakyat di Kota/kabupaten, Provinsi atau pun di Pusat, berkaitan dengan  masalah perkembangan perkotaan. Ke depan hal ini harus mendapat perhatian utama, mengingat sejumlah masalah kota, seperti macet, sampah, banjir, atau pun berbagai kriminaiitas sudah muncul, termasuk di Denpasar. Dalam penanganan tersebut, mesti melibatkan para pebisnis, pakar dan aparat penegak hukum. Pemikiran dan gagasan penting yang dilontarkan dalam sidang-sidang tersebut mesti menjadi perhatian publik. Demikian pandangan mengedepan dalam diskusi yang di selenggarkan Dhamantra Centre, Rabu 12/2, dengan menghadirkan sejumlah narasumber sejumlah Caleg PDI-P seperti Ni Ketut Ari Wartini (DPRD Bali-Dapil Denpasar), Gede Nuhl Santana (DPRD Kota Denpasar-Dapil Dentim), dan Dewa Sutarba (DPRD kota Denpasar Dapil Denbar) dan undangan lainya.

Tidak dapat dibantah bahwa kini lebih dari separuh penduduk dunia hidup di kota-kota besar dan kecil, dan bahwa kecenderungan urbanisasi ini tidak akan dapat diberhentikan. “Mengapa demikian? Karena dari perspektif ekonomi, kota sangat tidak atau belum efisien untuk melakukan kegiatan, dan dari perspektif bisnis dan pemerintahan, kota memberikan sumbangan produk domestik bruto yang besar. Tetapi ada sisi lemah dari urbanisasi, yaitu bertambahnya tekanan pada infrastruktur dan lingkungan hidup. Kota yang tidak terkendali menjadi semakin sumpek, macet dan tercemar. Ini adalah masalah yang harus diatasi oleh para wakil rakyat ke depan dalam mengelola urbanisasi,” ungkap Nyoman Dhamantra, dalam paparan tertulisnya.

Beberapa gagasan yang perlu dielaborasi lebih lanjut, seperti hal penting yang saling terkait yaitu pelibatan masyarakat, kerjasama pemerintah dan swasta, dan pakar lingkungan hidup, sebagai sasaran kebijakan. “”Merubah dari beban, menjadi ‘liability’, atau berkah, baik secara ekonomi, sosial, budaya dan llngkungan bagi generasi yang akan datang,” kata Gede Nuhl Santana, mengajak.

Sementara itu, Ni Ketut Ari Wartini menyatakan, pemerintah kabupaten/kota  harus mendorong pertumbuhan kota dengan mengembangkan zonasi dengan kualifikasi kawasan konservasi (budaya), pemukiman urban dan kawasan industri kota berbasis  pengetahuan (ekonomi kreatif) dengan tetap menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan. “Transportasi yang efisien adalah penting untuk mencegah mobil menelusup ke dalam ruang perkotaan yang terbatas. Untuk itu angkutan umum adalah salah satu opsi yang terbukti efektif untuk mengurangi banyaknya mobil dan motor di dalam kota. Pada saat yang sama, jumlah kendaraan yang melakukan pergerakan keluar masuk kota setiap hari dikurangi dengan memberikan insentif berupa pengurangan pajak atau lainnya bagi mereka yang naik kendaraan umum, berjalan kaki atau naik sepeda ke tempat kerja,” papar Ketut Ari Wartini.

Kebijakan pengelolaan kota Denpasar dalam pandangan Dewa Sutarba cukup memadai dengan: Denpasar Sebagai Kota Budaya. Namun perlu di rinci lebih jauh, dengan membuat detail program,  serta lebih banyak membangun ‘infrastruktur pendidikan’ bagi kaum muda untuk menekan kenakalan remaja. “Upaya tersebut akan bermanfaat dalam jangka panjang bagi kota itu sendiri. Memberikan perhatian lebih besar pada pendidikan generasi muda akan membuat mereka menjadi generasi  yang sadar lingkungan alam dan sosial, sekaligus mengurangi masalah akibat energi berlebihan. Mencegah tawuran pemuda dapat dilakukan dengan memberikan sarana olahraga dan berkesenian yang mencukupi, di samping perpustakaan dan laboratorium yang menarik,” katanya panjang lebar.

Patut dicatat bahwa upaya apapun untuk mengendalikan pertumbuhan kota, khususnya Denpasar tidak akan dapat menyetop perkembangan kota. Sebab bagaimanapun, orang akan tetap tertarik menuju kota, yang memberikan layanan lebih baik, peluang lebih besar dan juga lebih ramai. Namun menjadikan kota Denpasar menjadi lebih sehat untuk dihuni bukan sesuatu yang mustahil dilakukan. Untuk itu peran segenap pangampu kepentingan (stake holder) kota itu sendiri, dengan difasilitasi wakil rakyat yang peduli untuk itu. RED-MB