pembatik

Jakarta (Metrobali.com)-

Motif batik Slobok dari Jawa adalah motif klasik dengan warna dominan coklat dan hitam menjadi lambang kesedihan yang digunakan untuk melayat.

“Slobok artinya longgar, menggunakan kain motif ini dimaksudkan agar keluarga yang ditinggalkan ikhlas dan yang meninggal dilempangkan jalannya menuju Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata pembatik dari Mangkunegaran, Solo, RAy. Naniek Partaningrat di Jakarta, Jumat (3/10).

Ia mengatakan batik ini adalah batik sogan yang pewarnaannya menggunakan bahan alami dari pohon soga untuk menghasilkan warna coklat dan daun indigo untuk menghasilkan warna biru.

Bakat membatik yang dimiliki Naniek sudah turun menurun dari eyangnya, ia menjelaskan untuk membuat sebuah batik sepanjang dua koma tujuh meter membutuhkan waktu sekitar enam bulan.

“Batik yang saya buat adalah batik tulis, jadi membutuhkan waktu yang lama untuk membuatnya untuk proses pewarnaannya saja membutuhkan waktu dua minggu,itu sebabnya batik tulis harganya mahal,” kata dia.

Ia menjelaskan untuk mengeringkan batik tulis tidak boleh di bawah sinar matahari langsung karena dapat menyebabkan warna batik menjadi kabur.

Untuk menentukan kualitas batik yang baik ia mengatakan tergantung kepada kehalusan pembatik membuat batik, motif yang rumit, warna dan juga kain yang digunakan.

Selama ini ia menggunakan pola-pola klasik dari eyangnya yang belum sempat dikeluarkan, ia cukup kesulitan untuk membuat motif tersebut karena polanya sudah banyak yang rusak.

Batiknya banyak digunakan oleh keluarga Kerajaan Mangkunegaran dan beberapa koleksi batiknya berada di museum Batik Pertiwi, di Leiden dan ada juga di Australia. AN-MB