Ilustrasi

Denpasar, (Metrobali.com)

Sebagian orang Bali telah keluar dari basis kebudayaannya, kejujuran, kebersahajaan dan respek pada alam. Basis kebudayaan yang masih tampak kental pada masyarakat yang menjaga tradisinya.

Hal itu dikatakan Ketua Forum Penyadaran Dharma Jro Gde Sudibya, Kamis 4 Mei 2023 menanggapi fenomena kehidupan masyarakat Bali saat ini.

Dikatakan, yang banyak terjadi sekarang, ketidakjujuran yang dicoba dicarikan pembenar (reasoning). Kebersahajaan berganti dengan keserakahan, yang menjadi pangkal penyebab ketidak jujuran, termasuk prilaku korupsi dengan segala macam bentuknya.

Lebih jauh dikatakan, respek pada alam berubah menjadi semena-mena pada alam, tanah yang dengan mudah diperjual belikan, karena semata-mata dilihat sebagai komoditas ekonomi untuk memenuhi keinginan, ego dan keserakahan.

” Dijualnya tanah peninggalan leluhur, soal waktu saja relasi spirit dengan leluhur berkurang dan kemudian lama kelamaan akan sirna, yang bisa melahirkan kemiskinan, keterkejutan dan gegar budaya,” katanya.

Dikatakan, kecenderungan pola kapatalistik ini yang sedang dialami sebagian masyarakat Bali, dan sebagian besar karena kapitalisme pariwisata, sebagian karena rapuhnya karakter, akibat dari resultante persoalan, lemahnya sistem pendidikan dalam pembangunan karakter, lembaga adat, agama dan budaya dalam penguatan karakter dan kecerdasan merespons perubahan antara ada dan tiada.

Menurut pengamat sosial ini, dalam beberapa tahun terakhir ini, kualitas etika moral dan kemudian tercermin dalam karakter dan prilaku semakin parah, bisa karena politik sebagai panglima, semua dipolikkan dengan menghalalkan semua cara, dan juga nyaris tidak adanya keteladanan kepemimpinan. Muncul kepengikutan dan kesetiaan palsu pada pemimpin, karena basisnya adalah kepentingan sempit orang per orang dan aneka rupa vested interest.

Ia mencontohian, di Desa-Desa Bali Pegunungan yang “pageh” menjaga tradisi, basis nilai kebudayaan Bali: kejujuran, kebersahajaan dan respek dengan alam masih banyak kita temukan.
Bentuk luarnya rumahnya sederhana, demikian juga pura dan upakaranya, alamnya terawat, sekaligus TAKSUNYA terjaga. (Adi Putra)