Jakarta, (Metrobali.com)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara bersama masyarakat setempat melakukan gotong royong pembersihan material pascabanjir yang menerjang Desa Patoloan, Kecamatan Bone Bone, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat (6/8) pukul 02.00 waktu setempat atau WITA.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Luwu Utara Muslim Muckhtar yang menyatakan bahwa hari ini (7/8) banjir telah surut dan pihaknya bersama masyarakat serta perangkat daerah lainnya masih aktif melakukan pembersihan.

“Saat ini banjir telah surut, namun sejak kemarin (6/8) hingga hari ini (7/8) BPBD bersama masyarakat, Forkopincam, Dinas PUPR, Kepala Desa, Babinsa dan Babinkantibmas masih melakukan goyong royong membersihkan material pascabanjir,” tutur Muckhtar melalui sambungan telepon, Sabtu (7/8).

Adapun banjir dengan tinggi muka air (TMA) 20 sampai 60 sentimeter yang berdampak pada dua dusun antara lain Dusun Legoksari dan Lemahabang dipicu akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak Kamis (5/8) sehingga air yang melimpah pada Sungai Lamoa tidak dapat melintasi saluran utama akibat dipenuhi material sampah, potongan kayu dan tumbuhan rambat.

Selain melakukan giat pembersihan, Muckhtar mengungkapkan bahwa pihaknya turut memberikan edukasi kebersihan dan pelestarian lingkungan sebagai salah satu upaya mitigasi dan pencegahan bencana banjir.

“Selain melakukan pembersihan, kami juga turut mengedukasi masyarakat di lapangan terkait pentingnya menjaga kebersihan dan pelestarian lingkungan sebagai upaya mitigasi bencana banjir,” ucap Muckhtar.

“Jika tetap membuang sampah sembarang dan terjadi bencana seperti ini, siapa yang dirugikan? Tentu semua pihak. Untuk itu, sangat penting bagi kita tidak membuang sampah ke sungai,” tegasnya.

Selanjutnya Muckhtar juga menjelaskan upaya penanganan jangka pendek dan jangka panjang pascabanjir yang melanda wilayah tersebut.

“Penanganan jangka pendek saat ini kami bersama Dinas PU Pengairan dan masyarakat masih melakukan gotong royong membersihkan saluran air yang tersumbat dengan sampah maupun material lainnya,” ungkap Muckhtar.

“Untuk penanganan jangka panjang, akan dibuat perbaikan saluran oleh tim irigasi teknis yang diinisiasi langsung oleh DPRD dan Dinas PUPR guna mencegah terjadinya penyumbatan kembali,” tambahnya.

Adapun Dinas PU mendukung alat pembersih dalam pelaksanaan giat pembersihan material pascabanjir. Bantuan logistik juga telah disalurkan kepada masyarakat terdampak oleh pemerintah daerah dan lembaga swadaya setempat.

Sebagai informasi, banjir merendam 30 unit rumah di Dusun Legoksari dan 45 unit rumah di Dusun Lemahabang serta fasilitas umum antara lain satu unit Sekolah Dasar, satu unit Pesantren dan Jalan Lingkungan kurang lebih 300 meter. Sebanyak kurang lebih 75 KK terdampak akibat peristiwa ini.

Berdasarkan prakiraan cuaca tiga hari ke depan mulai Sabtu (7/8) hingga Minggu (9/8) yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Sulawesi Selatan secara umum didominasi dengan kondisi cuaca berawan. Menurut kajian inaRISK, Kabupaten Luwu Utara memiliki potensi bahaya bencana banjir pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada 11 kecamatan.

Untuk itu, BNPB senantiasa mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah berpotensi banjir, terlebih dekat dengan daerah aliran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan upaya mitigasi bencana banjir.

Masyarakat dan perangkat daerah setempat dapat melakukan kerja bakti pembersihan saluran atau tempat aliran sungai secara berkala, melaksanakan kegitan susur sungai bersama para ahli, senantiasa memeriksa kondisi saluran atau aliran air, membuat sistem peringatan dini sederhana bersama perangkat daerah setempat serta menyusun rencana tanggap darurat banjir yang didukung simulasi secara berkala untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. (RED-MB)