Mengambil Tingkatan Utama, Dipuput Tiga Sulinggih
Tawur Agung Kesanga 1
Pemerintah Kabupaten Badung menggelar upacara Tawur Agung Kesanga yang dipusatkan di Catus Pata Desa Adat Mengwi, Kecamatan Mengwi, pada tilem sasih kesanga, Senin (27/3).
Mangupura (Metrobali.com)-
Pemerintah Kabupaten Badung menggelar upacara Tawur Agung Kesanga yang dipusatkan di Catus Pata Desa Adat Mengwi, Kecamatan Mengwi, pada tilem sasih kesanga, Senin (27/3). Tawur Agung Kesanga dengan Tingkatan Utama ini dipuput tiga Sulinggih yakni Ida Pedanda Putra Pemaron Gria Sideman Gulingan (Siwa), Ida Pedanda Gede Bukit Putra Gria Buda Purnawati Denpasar (Buda), dan Jro Gede Jroan Lambing Sibangkaja (Rsi Bujangga). Tawur Agung dihadiri Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta bersama Wabup. I Ketut Suiasa, Ketua DPRD Badung Putu Parwata beserta Wakil Ketua dan anggota DPRD Badung, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa, Majelis Madya Desa Pekraman, Kepala Perangkat Daerah, Penglingsir Puri Ageng Mengwi A.A. Gde Agung serta Bendesa Adat se-Kabupaten Badung.
Kepala Dinas Kebudayaan Badung Ida Bagus Anom Bhasma didampingi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Badung I Nyoman Arya menyampaikan bahwa seperti tahun sebelumnya tawur agung kesanga kali ini mengambil tingkatan utama, dengan sarana tawur berupa ; kebo, sapi, kambing hitam, babi hitam, angsa, itik dan ayam.
Dijelaskan, pada hari suci Nyepi ini, ada empat rangkaian upacara yang dilaksanakan meliputi ; upacara melasti, tawur kesanga dan pengerupuk, nyepi dan ngembak geni. Menurut lontar Sundarigama, upacara melasti memiliki makna membersihkan bhuana alit dan bhuana agung terutama alat-alat upacara dan ida bhatara pretima, yang dilaksanakan di segara sekaligus mendak tirta amerta. Dari melasti pretima akan melinggih di bale agung, setelah melasti, dilanjutkan tawur agung di catus pata yang bermakna membersihkan jagat bhuana alit dan bhuana agung.
Tawur Agung Kesanga 4
“Pada upacara tawur ditingkat kabupaten, masing-masing bendesa adat se-Badung akan dibagikan tirta tawur dan nasi tawur untuk pelaksanaan tawur di tingkat desa, banjar dan di rumah warga. Pada sorenya dilaksanakan upacara pengerupukan. Puncak dari rangkaian upacara ini adalah Nyepi, yang bermakna melaksanakan tapa brata semadi dengan catur rata penyepian yakni amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelanguan. Pelaksanaan nyepi dimulai pukul 06.00 sampai pukul 06.00 hari berikutnya. Terakhir adalah rangkaian ngembak geni dengan melaksanakan dharma shanti dan silahturahmi kepada sesama umat dan umat lainnya.
Sementara Ketua Majelis Madya Desa Pekraman Kabupaten Badung IB Anom menjelaskan bahwa tawur agung kesanga ini bermakna mengharmoniskan alam beserta isinya baik itu harmonis antara manusia dengan tuhan, manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam lingkungan sebagai perwujudan dari konsep ajaran agama Hindu yakni Tri Hita Karana.Tawur ini dipuput oleh tiga sulinggih yakni sulinggih bujanggga, buda dan siwa. Bujangga, Beliau yang membersihkan alam bawah, Buda yang membersihkan alam tengah dan Siwa membersihkan alam atas. “Melalui tawur supaya alam ini harmonis dan damai,” jelasnya. RED-MB