Sudikerta1

Wagub Ketut Sudikerta ketika membuka acara Pelantikan dan Pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Bali di Hotel Oranjje, Denpasar, (17/4).

Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mengajak seluruh umat beragama untuk bersama-sama memelihara suasana keamanan dan ketertiban di Bali. Demikian disampaikannya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wagub Ketut Sudikerta ketika memberikan sambutan dalam acara Pelantikan dan Pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Bali di Hotel Oranjje, Denpasar, (17/4).

Menurutnya, dalam era dewasa ini, begitu banyak oknum yang ingin memecah belah persatuan bangsa dan menurutnya hal tersebut juga terjadi di Bali. Maka itu, dia menegaskan bahwa toleransi merupakan hal yang paling utama untuk merekatkan hubungan antar umat beragama, tidak terkecuali di Bali. “Marilah kita semua berusaha semaksimal mungkin memahami ajaran agama masing-masing, sehingga mampu bersikap dan bertindak sesuai ajaran agama untuk mencpai Bali yang maju, aman dan sejahtera,” jelasnya. Selain itu, dia menekankan agar ajaran agama  diimplementasikan oleh umat dengan  baik dari segi sosial, ekonomi, politik dan budaya.

Untuk selanjutnya, Pastika juga menekankan pentingnya mawas diri akan perubahan serta pengaruh dari luar. Perubahan itu kekal, maka tugas semua umat untuk menyaring perubahan itu. “Yang baik dan sesuai ajaran agama kita adpsi, yang tidak sesuai kita biarkan saja,” imbuhnya.

Ditambahkannya, melalui pelaksanaan Muskerwil NU yang pertama di Bali dan mengangkat tema “Meneguhkan Islam Nusantara Yang Rahmatan Lil – Alamin Dalam Menjaga NKRI”, bisa ikut berpartisipasi menyaring faham radikalisme yang selama ini membidik para generasi muda. Sejalan dengan itu, Ia juga berharap acara ini bisa dijadikan momentum untuk mewujudkan perdamaian, khususnya di Bali.

Sementara itu, KH Noor Hadi, yang merupakan Rois Suryah (penasehat umum) NU prov Bali sangat mengapresiasi toleransi dan kerukunan beragama yang selama ini terjadi di Bali. Dia menjelaskan NU sangat fleksibel dan selalu bisa mengikuti perkembangan zaman. “Kami ingin menjalankan agama Islam yang berpegang teguh pada Pancasila, kami sangat menjunjung tinggi kebudayaan bangsa Indonesia. Maka dari itu, NU bisa hidup di mana-mana dan dengan siapa saja,” jelasnya. Mengenai himbauan pemerintah untuk ikut memajukan Bali, Noor Hadi menyatakan kesanggupannya beserta organisasinya untuk ikut bersama-sama memajukan Bali serta turut serta mensukseskan program-program pemprov Bali.

Sejalan dengan KH Noor Hadi, Ketua NU Provinsi Bali, H Abdulah Azis menyatakan bahwa NU adalah salah satu pelopor kemerdekaan RI. Faham NU juga diadaptasi oleh Presiden RI 1, Ir Soekarno, dalam merumuskan negara ini. NU tetap berpegang teguh pada Islam sebagai agama, namun juga menjunjung tinggi Pancasila serta budaya Indonesia. “Itulah kami dengan Islam Nusantara, ingin selalu menjaga kedamaian di manapun kami berada,” jelasnya.

Dalam perkembangan zaman, Abdulah Azis menyatakan bahwa komitmen NU masih sama dari masa sebelum Indonesia merdeka. Organisasinya selalu ingin menjadi perekat dan pemersatu antar umat beragama, demi terciptanya perdamaian di Indonesia, khususnya di Bali. Mengenai Muskerwil NU, dia menambahkan ada beberapa isu yang akan dibahas dan direkomendasikan ke pemerintah, seperti penanggulangan dan penyuluhan akan bahaya narkoba, penanggulanan dan penyuluhan akan terosisme dan fama radikalisme serta isu terbaru tentang perkembangan LGBT di Indonesia, khususnya di Bali.

Mengenai rekomendasi dari NU Provinsi Bali, Sudikerta menyatakan apresiasinya dan  akan menindaklanjuti, karena poin-poin tersebut sudah meresahkan dan menyasar generasi muda. “Kami pemerintah tentu saja ingin mencegah poin-poin itu sampai masuk ke Bali, karena sudah kewajiban kami untuk selalu menjaga keamanan di Bali,” tandasnya.

Sementara hadir pula dalam kesempatan itu, Ketua FKUB Bali, Ida Penglingsir Agung Putera Sukahet, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Bali, AA Gede Geriya, Sekjen PBNU pusat, KH Dr. Hilmy Faizal Zaini, beserta seluruh pengurus NU Provinsi Bali.AD-MB