Foto: Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali Nengah Yasa Adi Susanto.

Denpasar (Metrobali.com)-

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) masih menjadi salah satu partai politik (parpol) yang berada di top of mind generasi muda jika bicara positioning dan branding sebagai partainya anak muda.

Walaupun PSI ditinggal sejumah kader muda yang mengundurkan diri karena alasan pribadi seperti Tsamara Amany resmi menyatakan mundur dari partai yang telah membesarkan namanya di ranah perpolitikan Tanah Air dengan pertimbangan pribadi dan tanpa adanya konflik, partai ini masih mampu menjadi magnet bagi anak-anak muda berani terjun ke dunia politik dan masuk parpol.

“Dengan mundurnya Sis Tsamara kita tidak ada masalah. PSI tetap menjadi magnet bagi anak-anak muda terjun ke politik,” kata Ketua DPW PSI Provinsi Bali Nengah Yasa Adi Susanto belum lama ini.

Adi Susanto mengakui selama ini PSI memang memberikan ruang yang besar kepada anak-anak muda dan PSI menjadi tempat berlabuhnya tokoh-tokoh muda untuk mengasah kemampuannya di dunia politik. Contohnya saja Tsamara Amany yang dikenal vokal dan bersuara lantang tentang berbagai persoalan bangsa.

Namun memang belakangan Tsamara Amany menyatakan mundur dari PSI dan mengungkapkan dirinya akan mencoba peruntungan di luar ranah politik. Dia menyatakan ingin fokus menyuarakan isu perempuan dan mengabdi untuk kepentingan perempuan.

“Memang ada semacam sangat disayangkan figur muda seperti Tsamara yang dulu pernah memberikan stetmen kalau kita mau ikut berkontribusi terhadap bangsa dan negara salah satu cara terbaik adalah melalui partai politik. Tapi itu kan stetmen sebelumnya yang dia memang dalam posisi masih ada di PSI. ada sesuatu yang mengharuskan dia dalam posisi netral tidak masuk parpol tertentu. Yang jelas dia masih bersama kita, dia masih cinta dengan PSI,” ungkap Adi Susanto.

Politisi PSI asal Desa Bugbug Karangasem ini mengungkapkan di PSI masih banyak anak-anak muda yang potensial yang memang berjuang ikut bersama-sama untuk kemajuan bangsa dan negeri. “Mundurnya Sis Tsamara masih ada Tsamara-Tsamara yang lain. Cuma memang Sis Tsamara karena masih muda menjadi semacam ikon anak muda yang berani terjun ke politik melawan oligarki kekuasaan,” ungkap Adi Susanto.

“Saya rasa masih ada anak-anak muda kita di PSI yang menjadi ikon anak muda. Seperti Sis Isyana Bagoes Oka, termasuk Sis Grace Natalie dan lainnya yang masih merepresentasikan anak-anak muda kita. Jadi saya rasa tidak masalah. PSI tetap menjadi magnet bagi anak-anak muda terjun ke politik. Anak mau kalau tidak mau terjun ke politik, siapa lagi,” papar Adi Susanto yang juga seorang advokat ini.

Di sisi lain Adi Susanto optimis di 2024 PSI punya masa depan lebih cerah dan bisa lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold dan mengantarkan kader-kader terbaiknya lolos ke DPR RI di Senayan pada Pileg 2024 mendatang.

Adi Susanto menegaskan modal 1,8 persen suara nasional atau setara 3 juta lebih suara hasil Pileg 2019 menjadi modal awal yang kuat dan memberikan keyakinan yang besar bahwa PSI di Pileg 2024 akan makin kuat dan lolos ke DPR RI.

“Kalau sebelum 2019 kita kan di titik nol. Terus sekarang ini kita punya modal 1,8 persen suara nasional, jadi kita optimislah Pileg 2024 bisa di atas 4 persen. Karena dulu kita kan nol persen, sekarang ada di 1,8 persen plus kita sudah bekerja selama 5 tahun. Jadi paling tidak bisa minimal 5 persen,” pungkas Adi Susanto. (wid)