IMG-20171010-WA018
Press Confrence Tim Panitia Bali Rugby, Selasa (10/10).
Badung, (Metrobali.com) –
36 tim dari 10 negara akan berpartisipasi dalam turnamen Bali Rugby yang akan digelar di Lapangan Gelora Samudera Kuta, 14-15 Oktober 2017.  ‎Koordinator Tim Panitia Bali Rugby, Denim McHardy menjelaskan, dipilihnya Kuta sebagai lokasi pelaksanaan merupakan sentral pariwisata.  Bagi dia, hal itu sangat strategis bagi denyut nadi pariwisata Bali.‎
10 negara akan memeriahkan even bergengsi ini di antaranya Singapura, Australia, Malaysia, Filipina, Selandia Baru, Brunei Darussalam, Dubai, Indonesia sebagai tuan rumah dan beberapa negara laainnya. Turnamen ini merupakan hasil kerja sama antara Karma Resort dengan Bali Rugby Club.
Permainan Rugby merupakan sejenis permainan sepak bola tim yang dimainkan oleh dua tim, saat ini belum begitu poluler di Bali. Padahal, olahraga ini sudah mulai diperkenalkan di Bali sejak tahun 1995, namun saat itu, sebagian besar pemainnya dari kalangan ekspatriat.
Untuk lebih memperkenalkan lagi permainan Rugby kepada masyarakat Bali, pertandingan persahabatan yang mengambil tajuk Bali 10’s Rugby akan melibatkan tim perempuan dan laki-laki.‎ Apalagi sport tourism belakangan memang sedang digelorakan di Bali.
Marketing Karma Resort, Mark Thomson memaparkan, turnamen ini sebagai dukungan pihaknya terhadap Bali. Apalagi Karma sudah ada di Bali selama dua puluh tahunan. Menurutnya, pelaksanaan turnamen itu akan memberi dampak positif terhadap perkembangan pariwisata Bali. Apalagi pariwisata Bali kini dihadapkan dengan sebuah isu negatif berkaitan dengan aktivitas Gunung Agung.
“Walaupun ada aktivitas Gunung Agung, pariwisata Bali masih aman. Buktinya walau sudah mendengar kabar itu, hingga saat ini belum ada tim peserta turnamen yang membatalkan kedatangannya,” tegasnya.
Even ini mendapat dukungan dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kuta tersebut. Ketua LPM Kuta, Gusti Agung Made Agung tidak memungkiri turnamen ini dilaksanakan untuk menggairahkan pariwisata olahraga dengan mengundang tim dari luar negeri. Dengan demikian, diharapkan nantinya bisa menarik perhatian wisatawan luar untuk berpartisipasi maupun menonton.
Made Agung meyakini jika pelaksanaan turnamen semacam itu akan memberi dampak positif terhadap perkembangan pariwisata, khususnya di Kuta. Sebab, selain mengikuti turnamen, datangnya para peserta dipastikan sekaligus untuk berlibur, sehingga berdampak positif bagi sektor pariwisata.
“Melalui turnamen ini, para peserta yang belum mengenal Kuta, akan menjadi kenal. Sementara masyarakat Bali atau Kuta yang awalnya tidak mengenal olahraga rugby, oleh adanya turnamen ini akan kenal terhadap rugby,” paparnya.
Selain itu, kata Made Agung, pelaksanaan turnamen itu juga  akan menjadi jawaban atas pertanyaan tentang kondisi pariwisata di tengah level awas Gunung Agung. Di mana Pulau Dewata saat ini masih aman untuk dikunjungi oleh para wisatawan.
“Turnamen ini adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Intinya Bali masih aman untuk dikunjungi,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu pemain rugby asal Bali, Wira Ditta Lokantara menyambut positif pelaksanaan turnamen tersebut. Selain lebih memasyarakatkan rugby, pelaksanaan turnamen tersebut diharapkannya juga bisa digunakan sebagai media promosi pariwisata.
“Ini akan menjadi turnamen rugby terbesar di Bali,” imbuhnya, sembari mengatakan olahraga rugby di Bali memang belum terlalu dikenal oleh masyarakat.
“Peminatnya sebenarnya ada banyak. Bahkan selain Jakarta dan Papua, Bali adalah salah satu sentral pengembangan rugby di Indonesia. Hanya saja kami akui, hingga saat ini pemainnya masih sedikit,” ungkapnnya.
Salah satu kendalanya yaitu ketersediaan pelatih dan bahasa. Namun demikian dirinya meyakini bahwa rugby akan segera bisa lebih dikenal oleh masyarakat. Apalagi olahraga tersebut saat ini sudah memiliki pengurus, baik di tingkat provinsi ataupun sejumlah kabupaten. Dalam turnamen juga akan dilakukan pengumpulan donasi, untuk selanjutnya disalurkan kepada pengungsi Gunung Agung. JAK-MB