Foto: Puncak Karya Ngenteg Linggih Ngrsigana Pedudusan Alit dan Mupuk Pedagingan Pura Kertalingga, Banjar Kertapura, Desa Kesiman Kertalangu berlangsung Sabtu (25/1/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Ratusan warga Banjar Kertapura, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar penuh kebersamaan dan spirit gotong royong serta sradha bhakti menggelar Karya Ngenteg Linggih Ngrsigana Pedudusan Alit dan Mupuk Pedagingan Pura Kertalingga Banjar Kertapura.

Puncak Karya berlangsung Sabtu (25/1/2020) atau Saniscara Keliwon Wariga yang juga bertepatan dengan Hari Raya Tumpek Uduh atau Tumpek Pengatag. Pada hari baik ini juga berlangsung Piodalan dan Pewintenan Saraswati.

Puncak karya dan persembahan bersama di Pura Kertalingga ini juga kompak dihadiri Wakil Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede.

Sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Bali juga tampak hadir seperti Kepala Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra dan tampak pula mantan Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra.

Ratusan warga Banjar dari anak-anak hingga dewasa juga tumpah ruah hadir dan ikut ngayah dalam rangkaian Karya ini, menunjukkan sradha bhaktinya terkait keberadaan Pura Kertalingga ini. Karya dipuput Ida Pedanda dari Geriya Bona.

Wayan Muka Udiana selaku Ketua Manggala (Ketua Panitia) Karya Ngenteg Linggih Ngrsigana Pedudusan Alit dan Mupuk Pedagingan Pura Kertalingga Banjar Kertapura mengaku bangga dengan kekompakan warga atau krama di banjar ini.

“Kami ucapan terima kasih kepada krama yang sudah berpartisipasi aktif dan menunjukkan sradha bhaktinya,” kata Wayan Muka yang juga penasehat Banjar Kertapura ini.

Tokoh masyarakat asal Banjar Sebunibus, Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung yang sudah 25 tahun tinggal di Banjar Kertapura ini mengungkapkan warga di banjar sangatlah majemuk dan berasal dari seluruh kabupaten/kota di Bali dan tak sedikit pula yang berasal dari luar Bali seperti NTT dan NTB.

I Wayan Muka Udiana

Di tengah keberagaman latar belakang suku, agama dan budaya ini, warga bisa hidup rukun berdampingan serta selalu kompak dalam berbagai kegiatan di banjar termasuk dalam Karya Ngenteg Linggih Ngrsigana Pedudusan Alit dan Mupuk Pedagingan Pura Kertalingga Banjar Kertapura ini.

“Walau sebagian besar dari kami adalah warga pendatang tapi kami punya prinsip ‘Dimana Bumi Dipijak Disana Langit Dijungjung.’ Kami selalu hidup rukun dan harmonis,” kata Wayan Muka Udiana yang juga pernah ngayah sebagai Kepala Dusun Kertapura dan Kelian Adat Kertapura ini.

Hal senada disampaikan Kelian Banjar Adat Kertapura Wayan Sutapa. “Kami salut dengan kebersamaan warga yang begitu semangat dalam pembangunan dan yadnya  Semoga kebersamaan bisa berkesinambungan,” kata Sutapa.

Pihaknya pun mengaku bangga dan terharu dengan kehadiran Wakil Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Bali. Apalagi para pejabat ini ikut bersama warga melakukan persembahyangan bersama di Pura Kertalingga.

“Untuk pertama kalinya Wakil Walikota dan Ketua DPRD Denpasar ikut sembahyang bersama di Pura Kertalingga. Ini luar biasa, kami sangat terharu,” pungkas Sutapa.

Keberadaan Banjar Kertapura ini berawal ketika tahun 1978 warga yang berjumlah 15 KK mendirikan balai banjar di atas lahan seperempat are. Lalu dalam perjalanannya dan dengan semakin banyaknya jumlah warga Banjar muncul pemikiran agar warga punya bangunan balai banjar yang lebih bagus dan juga pura di areal banjar.

Akhirnya pada tahun 2001 dengan dana urunan krama banjar, mereka mampu membeli tanah banjar dan selanjutnya mulai pembangunan Pura Kertalingga yang selesai pada tahun 2005. Saat itu baru dilakukan melaspas alit dan mendem pedagingan.

Lalu pada awal tahun 2020 krama banjar yang kini berjumlah 215 KK sepakat untuk menggelar Karya Ngenteg Linggih Ngrsigana Pedudusan Alit dan Mupuk Pedagingan Pura Kertalingga Banjar Kertapura.

Rangkaian atau dudonan karya dimulai tanggal 12 Januari, puncaknya pada Sabtu 25 Januari ini. Dilanjutkan prosesi Nyegara Gunung ke Pura Goa Lawah pada Selasa 28 Januari, kemudian rangkaian Karya selesai (puput) pada 5 Februari 2020. (wid)