Foto: Ketua Umum DPP IWAPI Ir. Dyah Anita Prihapsari M.BA., bersama Ketua DPD IWAPI se-Indonesia.

Jakarta (Metrobali.com)-

Dukungan dari kalangan pengusaha khususnya juga pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah) makin menguat agar Ketua Umum DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Ir. Dyah Anita Prihapsari M.BA., menjadi salah satu menteri dalam jajaran Kabinet Kerja Jilid II Presiden Jokowi.

Ketua DPP IWAPI yang akrab disapa Nita Yudi ini dianggap layak dipercaya sebagai Menteri Perdagangan ataupun Menteri Koperasi dan UKM.

Ia juga dinilai kompeten untuk mengurus ekonomi kreatif baik secara bagai Kepala Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) atau Menteri Ekonomi Kreatif jika memang Bekraf dinaikkan jadi setingkat Kementerian.

“Dengan pengalaman, kapabilitas dan kompetensi Ibu Nita Yudi, beliau layak jadi Menteri Perdagangan ataupun Menteri Koperasi dan UKM maupun mengurus ekonomi kreatif,” kata Ketua Umum DPD IWAPI Bali Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H.,M.M.,M.H., Kamis (11/7/2019).

Sebelumnya usulan dan dukungan terhadap Nita Yudi sebagai menteri disampaikan Ketua Umum DPD IWAPI se-Indonesia yang juga telah menjadi rekomendasi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) DPD IWAPI se Indonesia, yang digelar di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Rabu hingga Kamis, 10-11 Juli 2109.

Ada sejumlah alasan kuat yang layak dipertimbangkan untuk “meminang” tokoh pengusaha perempuan yang juga istri dari Rektor Universitas Persada Indonesia Y.A.I Prof. Dr. Ir. Yudi Yulius MBA ini masuk dalam jajaran menteri perempuan di era Presiden Jokowi.

Pertama, di bawah bendera perjuangan IWAPI, Dyah Anita Prihapsari benar-benar memperjuangkan dan memberdayakan perempuan agar mampu menjadi pengusaha yang mandiri dan berdaya saing.

“Progam yang selama ini dijalankan Ketum DPP IWAPI tidak pernah berseberangan dengan pemerintah. Sebaliknya bersinergi dan mendukung program pemerintah melahirkan perempuan menjadi pengusaha yang profesional dan banyak juga yang sudah go internasional,” beber Tini Gorda.

Kedua, Dyah Anita juga berhasil memimpin DPP IWAPI untuk meningkatkan harkat derajat dan martabat para perempuan yang awalnya hanya sekadar berdagang tapi akhirnya dengan berbagai progam pembinaan bisa menjadi pengusaha profesional.

Ketiga, Dyah Anita dianggap berpengalaman, betul soal pemetaan dan kondisi UMKM di Indonesia berikut dengan tantangan serta peluang yang masih bisa digarap.

Keempat, soal jaringan baik nasional dan internasional juga tidak perlu diragukan lagi. “Beliau punya jaringan yang luas dan interaksi juga baik dengan sejumlah Kementerian dimana IWAPI memang menjadi mitra kerja pemerintah,” imbuh Tini Gorda yang juga Direktur Eksekutif GTS (Good-Trustworthy-Smart) Institute Bali ini.

Tini Gorda yang juga Ketua Umum BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Provinsi Bali itu pun mengaku optimis dengan dukungan luas kalangan pengusaha khususnya juga pengusaha perempuan. Hal itu juga akan menjadi modal kuat Dyah Anita menjadi sosok yang patut diperhitungkan dalam jajaran menteri baru Jokowi.

Ia pun mengajak seluruh DPD dan DPC IWAPI se-Indonesia untuk menggaungkan dan memviralkan usulan tersebut. “Kami juga siap mengawal dan mendukung dari Bali. Kami akan viralkan usulan ini agar Ibu Nita Yudi dipertimbangkan oleh Presiden Jokowi jadi bagian team work di kabinet,” ungkapnya. (wid)