Pembinaan Lomba Subak Sembung 5

Denpasar (Metrobali.com)-

Subak Abian Sembung Peguyangan yang merupakan wakil dari Kota Denpasar, dinilai tim Penilai Subak Abian tingkat Provinsi Bali, Kamis (28/8). Hari ini adalah pertama kalinya dilakukan penilaian terhadap Subak yang mewakili Denpasar ini. Hal tersebut disampaikan Cokorde Bagus Pemayun selaku Ketua Tim Penilai Propinsi di Wantilan Setra Agung PeguyanganPenilaian terakhir akan dilakukan pada tanggal 22 Semptember mendatang. Dalam pembinaan dan penilaian tersebut, hadir Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Kepala Dinas Kebudayaan Denpasar Made Mudra, Camat Denpasar Utara Nyoman Lodera serta tokoh Masyarakat Desa Peguyangan.

Menurutnya, yang menjadi pokok penilaian dalam lomba Subak tersebut adalah unsur  parahyangan, pawongan juga palemahan. Selain memberi penilaian, tim ini juga memberikan pembinaan untuk memenuhi unsur-unsur yang dinilai dalam perlombaan tersebut.

“Berbicara tentang Ajeg Bali merupakan hal yang paling utama yang harus dialakukan oleh masyarakat Bali, khususnya Hindu, yaitu dengan senantiasa melestarikan adat dan budaya Bali salah satunya dengan menjaga Subak agar tetap lestari. Satu dari cara tersebut adalah dengan menggelar lomba Subak ini,” terang Bagus Pemayun. Ia juga menyebutkan, dalam menjaga keseimbangan alam, maka tidak lepas dengan penerapan Tri Hita Karana. Yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Daerah Kota Denpasar AAN. Rai Iswara, Ia mengatakan tujuan dari perlombaan ini adalah untuk melestarikan kebudayaaan yang diwariskan oleh para leluhur. Ia juga mengungkapkan, ditengah perkembangan jaman dan meningkatnya arus urbanisasi, Subak harus tetap dipertahankan kelestariannya.  Keberadaan subak di Bali sudah terkenal hingga ke manca negara untuk itu sudah sepatutnya tetap dijaga dan dilestarikan. Melalui lomba Subak ini, Ia berharap warisan sistem pertanian yang sudah diterapkan secara turun temurun ini tidak punah.

Dalam acara itu juga ia menyampaikan ada 4 pilar menuju Tuhan yang disebut dengan Catur Marga. Dengan menerapkan Catur Marga tersebut ia yakin kalau subak Sembung akan menjadi subak terbaik di Bali. “Jika Subak Sembung sudah menerapkan 4 pilar ini, saya yakin kemenangan akan menghampiri duta Subak Denpasar,” ungkap Rai Iswara. Lanjutnya, nilai yang terkandung dalam Catur Marga itu adalah  ketulusan pada diri sendiri, tidak pernah bosan untuk belajar, melaksanakan tugas dan selalu fokus.

Keberadaan subak abian di Bali terkenal sampai luar negeri, karena itu sepatutnya untuk dilestarikan . Melestarikan dan mengajegkan keberadaan subak abian diperlukan satu kebersamaan dan kesadaran untuk selalu menjaga alam ini sesuai dengan dresta agama hindu ,semakin kritisnya kondisi subak di Bali yang disebabkan faktor alih fungsi lahan dan pembangunan.

Sementara itu Pekaseh Subak Sembung Wayan Sunarta mengatakan, Luas wilayah Subak Sembung adalah 115 hektar, yang dibagi menjad i 4 bagian yaitu, Munduk Umawani,  Munduk Sapian,  Munduk Sembung dan  Munduk Umapuan. RED-MB