Keterangan foto: Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism, I Dewa Putu Susila/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism I Dewa Putu Susila menegaskan potensi sport tourism (pariwisata olahraga) ibarat “raksasa tidur” atau “the sleeping giant” bagi pariwisata Bali.

Ia pun berharap pemerintah daerah hingga pemerintah pusat bisa serius mengembangkan sport tourism di Bali. Salah satunya dengan membangun berbagai fasilitas olahraga bertaraf internasional di Pulau Dewata yang telah menjadi destinasi pariwisata kelas dunia.

“Kami harapkan Presiden Jokowi membantu Bali membangun fasilitas olahraga berstandar internasional untuk membangkitkan the sleeping giant sport tourism ini,” kata Dewa Susila ditemui di Istana Taman Jepun Denpasar, Kamis (21/3/2019).

Pria yang sejak awal duduk sebagai pengurus KONI Bali dikenal gencar menyuarakan sport tourism ini mengaku akan mengawal serius aspirasi agar di Bali bisa dibangun fasilitas olahraga berstandar internasional yang juga perlu dibantu pendanaannya oleh pemerintah pusat.

Bahkan aspirasi itu akan disampaikan langsung Dewa Susila yang bersama Pengurus KONI Bali saat diundang dalam acara tatap muka Presiden Jokowi yang dengan tokoh-tokoh masyarakat Bali pada Jumat,  22 Maret 2019 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Denpasar.

“Kami akan sampaikan aspirasi ini langsung ke Presiden Jokowi bahwa sport tourism di Bali harus didukung dengan fasilitas olahraga bertaraf internasional. Sport tourism di Bali juga akan menguatkan pariwisata Indonesia menuju target 20 juta wisatawan pada 2020,” ungkap Dewa Susila yang juga Sekretaris Umum Pergatsi (Persatuan Gateball Seluruh Indonesia) Provinsi Bali ini.

Pengembangan Sport Tourism Terkendala Infrastruktur

Pria yang juga caleg DPRD Bali dapil Tabanan nomor urut 2 dari Partai NasDem itu menegaskan potensi sport tourism yang ibarat “raksasa tidur” atau “the sleeping giant” ini sangat besar untuk mendukung perkembangan industri pariwisata ke depan. Namun tentu potensi ini terus harus digali, dikembangkan dibangun dan dibangkitkan  agar tidak “tertidur pulas” selamanya alias terkubur.

Sebab saat ini  potensi sport tourism  di Bali belum dikelola dengan manis dan baik. Kalau sport tourism sampai dikelola dengan maksimal dan ada sinergitas semua stakeholder didukung dengan grand desain atau blue print yang bagus, maka akan menjadi ibarat harta karun bagi pariwisata Bali yang akan menambah pundi-pundi dan devisa pariwisata Bali.

“Kami di KONI terus suarakan dan dorong pemerintah agar mengembangkan sport tourism di Bali secara masif dan komprehensif serta ada sinergi semua stakeholder. Ini juga perlu diawali dengan blue print pengembangan sport tourism lalu kita buat event-event sport tourism skala internasional,” ungkap Dewa Susila.

Pria yang Ketua Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Cabang Bali ini menambahkan harus ada komitmen bersama untuk membangkitkan “raksasa tidur” sport tourism ini. Yang penting juga harus didukung infrastruktur pariwisata dan fasilitas keolahragaan penunjang sport tourism ini.

Sebab sejauh ini pengembangan sport tourism di Bali masih terkendala infrastruktur atau fasilitas keolahragaan. Sampai saat ini, untuk pembangunan infrastruktur di Bali biasanya baru dilakukan saat akan ada event-event besar.

Untuk itu Dewa Susila berharap ada keseriusan pemerintah membangun infrastruktur dan fasilitas kelas internasional di Bali untuk mendukung sport tourism ini. Jangan dianggap membangun fasilitas keolahragaan kelas internasional itu pengeluaran.

“Tapi anggap sebagai aset. Sebab selain untuk menunjang prestasi olahraga Bali, juga bisa mendatangkan pemasukan jika dimanfaatkan untuk venue-venue sport tourism apalagi yang berskala internasional,” tutup Dewa Susila yang juga sukses mendorong adanya kerja sama luar negeri antara KONI Bali dan Dewan Olahraga Provinsi Jeju, Korea Selatan dalam meningkatkan prestasi altet Bali.

Pewarta: Widana Daud
Editor: Hana Sutiawati