Sekelompok anak-anak muda Buleleng yang tergabung dalam Komunitas Dibalik Layar Indonesia mengekspresikan perayaan hari kemerdekaan Indonesia dengan menggelar kegiatan peragaan busana

Singaraja (Metrobali.com) –

Sekelompok anak-anak muda Buleleng yang tergabung dalam Komunitas Dibalik Layar Indonesia mengekspresikan perayaan hari kemerdekaan Indonesia dengan menggelar kegiatan peragaan busana yang mengusung tema kearifan lokal yang menampilkan kreativitas karya kain lokal tradisional dalam acara ‘Spirit of Indonesia’ yang berlangsung di Spice Beach Club, Singaraja, Sabtu (17/8/2019). Uniknya, Kebanyakan perempuan yang hadir dan seluruh pendukung acara menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya juga menggunakan kain tradisional.

“Kami sengaja menggelar kegiatan yang bertujuan amal ini dengan menampilkan citra perempuan Buleleng yang sejatinya selalu menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya,” kata Scholastika Agatha, Dara manis asli Buleleng Penggagas kegiatan ‘Spirit of Indonesia’ di Spice Beach Club, Singaraja.

Menurutnya, Selain Peragaan busana dengan mengusung karya pengrajin tenun lokal, kegiatan juga dihadiri para penyandang disabilitas dan Satgas Forum Bela Negara (FBN) Bali Serta menampilkan live painting by Sastia Naresvari, fashion show by Di Balik Layar Indonesia, lelang lukisan dan pameran kain tradisional Indonesia, yang hasilnya akan kami sumbangkan kepada yang membutuhkan.

Seniman cantik dan pelukis berbakat Sastia Naresvari menuturkan bahwa setelah 74 tahun lalu kita meraih kemerdekaan kita melalui peperangan oleh nenek moyang kita, sekarang waktunya untuk mempertahankan kemerdekaan dengan cara mencintai dan melestarikan budaya seperti kain tradisional, dengan berkarya dengan jujur dari hati dan mendukung sesama.

Ketua Bidang Potensi Budaya Forum Bela Negara (FBN) Bali, Yoseva (Eva) Listyati menjelaskan bahwa salah wujud kecintaan terhadap NKRI adalah dengan mencintai produk buatan anak bangsa yaitu kain tradisional Bali dan menggunakannya pada setiap kesempatan, “Walau banyak sekali wisatawan asing yang menghadiri acara ini, untuk itulah kami ingin menunjukkan citra diri perempuan Bali yang selalu percaya diri dan bangga menggunakan kain tradisional Bali,” terang Eva yang juga pembina Komunitas Cinta Kain Bali (KCKB). (hd)