Nusa Dua (Metrobali.com)-

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN), Sumirat Dwiyanto melansir data mencengangkan soal konsumsi ekstasi di Indonesia. Rata-rata dalam setahun, konsumsi ekstasi pengguna narkotika jenis pil itu mencapai 140 juta butir. Nilainya fantastis, Rp48,2 triliun.

“Data cukup signifikan dengan hasil pengembangan di lapangan,” beber Sumirat di sela International Drug Enforcement of International Conference ke-28 di Nusa Dua, Bali, Selasa 12 Juni 2012. Data tersebut, jelas Sumirat, merupakan penelitian BNN bekerjasama dengan Universitas Indonesia pada tahun 2011.

Jumlah banyak itu diyakini bukan diselundupkan melalui pelabuhan udara, tetapi melalui pelabuhan laut, pelabuhan tikus dan daerah perbatasan. Beberapa daerah perbatasan yang dipantau BNN adalah perbatasan dengan Malaysia, Singapura, dan Timor Leste. Sedangkan pelabuhan laut yang dimaksud terdiri dari pelabuhan laut resmi yang memiliki pengawasan yang lengkap namun terkadang bobol dengan aksi penyelundupan dengan berbagai modus yang dipakai.

Selain itu ada juga pelabuhan tikus yang tak mudah untuk mengawasinya. Untuk tahun 2012, BNN bersama aparat kepolisian dan lembaga terkait bekerja keras melakukan berbagai upaya pencegahan dan penindakan terhadap berbagai upaya penyelundupan ke Indonesia. Beberapa hasil yang bisa dilihat antara lain penangkapan di Pelabuhan Ujung Genteng, Sukabumi sebesar 57 kilogram sabu-sabu. Upaya lain adalah penangkapan yang dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 1,5 juta butir ekstasi.

“Berbagai upaya kami lakukan untuk mencegah masuknya berbagai jenis narkoba ke Indonesia,” papar Sumirat. Jakarta, kata dia, tetap menjadi tujuan vaporit penyelundupan dengan konsentrasi peredaran dan pengguna terbanyak di Indonesia. Beberapa kota lain yang cukup diwaspadai adalah Bali dan Riau.

Hingga saat ini jumlah ekstasi yang berhasil disita baru mencapai 180 ribu lebih ekstasi. Artinya, masih ada jutaan pil ekstasi yang beredar di Indonesia. Jumlah pengguna di Indonesia hingga saat ini mencapai 3,8 juta orang. Sementara jumlah yang sudah dalam proses rehabilitasi mencapai 18 ribu lebih orang. BOB-MB