soeharto

Jakarta (Metrobali.com)-

Sejarawan Nicolo Machia Fely mengajak generasi muda tidak melupakan jasa para pendahulu yang berjuang untuk kemerdekaan negara, termasuk meletakkan fondasi yang relatif kokoh bagi pembangunan bangsa sebagaimana dilakukan Presiden kedua RI, Soeharto.

“Jasa almarhum Pak Harto tidak bisa dilupakan. Beliau telah meletakkan fondasi pembangunan di segala bidang, termasuk memberikan beasiswa Supersemar bagi generasi muda serta membangun banyak masjid melalui Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila,” kata Nicolo kepada pers di Jakarta, Kamis (11/6).

Sejarawan yang juga pengurus Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMS-PBS) itu mengemukakan keterangan tersebut sehubungan dengan peringatan HUT almarhum Pak Harto yang diselenggarakan di Masjid Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP) Kramat Jati, Jakarta Timur pada 8 Juni 2015.

Menurut Nicolo, membangun masyarakat, bangsa, dan negara sebesar Indonesia tidak mungkin hanya dilakukan dalam satu masa pemerintahan saja.

“Kita yang hidup di era reformasi sekarang ini rasa-rasanya tidak adil mengabaikan fondasi yang telah dibangun dengan susah payah oleh pemerintahan-pemerintahan sebelumnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan, di era Bung Karno pembangunan belum bisa dijalankan secara maksimal karena terjadi berbagai gejolak di dalam negeri. Lalu pada era Pak Harto pembangunan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan melalui “Pembangunan Lima Tahunan” (Pelita).

Sementara itu terkait haul (peringatan HUT) almarhum Pak Harto pada 8 Juni 2015, mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso menyampaikan pandangannya dalam diskusi bertema “Mengupas Aspek Kepemimpinan HM Soeharto, Presiden Kedua RI”.

Menurut Djoko Santoso, Pak Harto memiliki peran besar di tiga zaman, yakni zaman merebut kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, dan mengisi alam kemerdekaan.

“Saya sendiri tidak dekat dengan beliau, tetapi saya tahu persis perannya dalam pembangunan tidak bisa kita abaikan. Ini fakta sejarah,” katanya dalam diskusi yang juga menampilkan narasumber Mayjen TNI (Purn) Dr Ahmad Yani Basuki (Mantan Staf Khusus Presiden SBY) dan Drs H Eddy Djauhari MSi (Ketua Umum KMA-PBS).

Pada kesempatan yang sama, Eddy Djauhari mengaku bersyukur dan bangga bisa dekat secara pribadi dengan Pak Harto karena dirinya adalah alumni penerima beasiswa Supersemar yang kebetulan juga bekerja di Sekretariat Negara ketika itu. AN-MB