ilustrasi idulfitri

Jakarta(Metrobali.com)-

Sejumlah tokoh masyarakat dan khatib memasuki bulan Syawal 1435 Hijriah mengajak bangsa Indonesia untuk menjaga perdamaian dan persatuan serta melupakan segala perbedaan, permusuhan namun bersama-sama membangun negara menjadi lebih baik dan maju.

Ajakan tersebut antara lain disampaikan presiden terpilih hasil keputusan Komisi Pemilihan Umum Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan Hari Raya Idul Fitri 1435 H merupakan momen pemersatu bangsa.

“Setelah kita menjalani satu bulan di bulan penuh barokah, mafiroh dan pengampunan, sekarang kita kembali ke fitri sebagai sebuah bangsa besar agar seluruh masyarakat kembali menjadi sebuah bangsa yang satu, bangsa Indonesia,” kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (28/7).

Jokowi menambahkan momen Lebaran hendaknya digunakan sebagai momen rekonsiliasi di tahun politik setelah pemilihan umum.

“Yang dulu mungkin ada kerenggangan dan kerikil kecil waktu pilpres dengan teman dan tetangga karena perbedaan pilihan politik, di hari yang fitri ini bisa rukun kembali,” katanya.

Lebih lanjut Jokowi meminta masyarakat agar kembali menjalankan aktivitas seperti sedia kala.

“Jalankan aktivitas seperti biasa kembali. Jangan ada lagi nomor dua nomor satu, sekarang hanya satu Indonesia,” kata dia.

Jaga kedamaian Wakil presiden terpilih sesuai rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jusuf Kalla juga meminta masyarakat Indonesia untuk menjaga kedamaian dalam merayakan Idul Fitri 1435 H.

“Saya minta jaga kedamaian itu saja,” kata mantan Ketua Umum Partai Golongan Karya itu usai melaksanakan Sholat Idul Fitri di Lapangan Masjid Al Azhar, Jakarta.

Ajakan sama juga disampaikan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali H M Taufik As’Adi S AG mengingatkan, kebersamaan jiwa perlu dijaga dan dipelihara secara terus menerus sambil menebarkan kedamaian di manapun dan kapan saja.

“Jangan sampai kita mengalami keadaan yang kacau dan tidak terkendali, karena manusia adalah umat yang satu dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara,” kata Ketua MUI Bali Taufik As’Adi ketika bertindak sebagai Khotib pada Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1435 H di Lapangan GOR Ngurah Rai Denpasar.

Ia mengatakan, hubungkan tali silaturahim untuk memperkokoh persaudaraan, memupuk jiwa kebersamaan sekaligus menghargai adanya keragaman serta shalat malam yang senantiasa dilaksanakan untuk mendoakan dan memohon keamanan serta kemakmuran bersama.

Dengan demikian akan mampu meningkatkan kualitas kehidupan kearah yang lebih baik sekaligus mewujudkan masyarakat madani yakni masyarakat yang tertib, teratur, cerdas dan sejahtera.

“Kondisi yang demikian itu akan sangat memperlancar pelaksanaan pembangunan menyangkut berbagai aspek kehidupan,” katanya.

Ustad Musmulyadi, saat menjadi Khatib Sholat Idul Fitri di Masjid Al Ilham, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Pontianak, mengingatkan umat Islam agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan setelah sempat berbeda pilihan saat Pemilu Presiden lalu.

“Memilih pemimpin wajib, tetapi menjaga persatuan dan kesatuan, jauh lebih utama,” kata Ustad Musmulyadi.

Ia melanjutkan, Ramadhan kali ini suasananya berbeda karena selain puasa seluruh bangsa Indonesia juga menentukan pemimpin. “Tapi siapapun yang terpilih, harus didukung,” ujar dia.

Ia melanjutkan, semoga yang terpilih mampu mengemban amanat rakyat dan melaksanakan janji-janji yang diucapkan saat kampanye.

Tingkatkan rasa persaudaraan Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi mengajak warga Balikpapan agar kembali menjalin persatuan dan kesatuan, usai pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres).

“Mari kita kembali menjalin persatuan dan kesatuan usai pilpres dengan menjaga keamanan dan kondusifitas kota,” kata Rizal saat menyampaikan pidatonya sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri di Lapangan Merdeka Balikpapan.

Menurut dia, meskipun saat ini proses hukum di Mahkamah Konstitusi (MK) masih diproses,Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menetapkan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai pemenangnya.

Dari Sumatera, Wali Kota Bandarlampung Herman HN meminta warga tetap menjaga persatuan dan kesatuan untuk mendorong pembangunan di kota Tapis Berseri tersebut.

“Jika warga bersatu, pembangunan kota pun akan lebih mudah,” kata dia seusai sholat Id di Stadion Pahoman Bandarlampung.

Dia mengatakan, di hari yang mulia ini warga harus bisa saling memaafkan dan menjaga tali silahturahim.

Ia melanjutkan dengan persatuan dan kesatuan bangsa akan menjadi lebih besar dan Bandarlampung akan lebih maju dari saat ini.

“Jangan sampai kita terpecah belah dengan keadaan pilitik saat ini,” katanya. Ia juga meminta warganya yang ingin bersilahturahim di rumah dinasnya.

Dari Denpasar, Bali, Khotib Ustadz Haji Abdullah Ihsan mengharapkan umat Islam khususnya di Bali agar tetap meningkatkan rasa persaudaraan dengan umat lain dalam menjaga persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kami mengharapkan umat Muslim khususnya di Pulau Dewata untuk meningkatkan rasa persaudaraan dan menjaga persatuan. Terlebih suasana setelah menghadapi pemilihan presiden dan wakil presiden,” katanya di Lapangan Niti Mandala Renon, Kota Denpasar.

Dalam kotbah shalat Idul Fitri 1 Syawal 1435 Hijriyah, yang dihadiri ribuan umat Islam itu, ia mengatakan, rasa persaudaraan antarumat beragama harus ditumbuhkan dari masing-masing individu dengan mengacu pada ajaran Al-Quran.

“Umat yang percaya dengan kebesaran Tuhan hendaknya harus patuh dan mengikuti ajaran yang telah tersurat dalam kita suci tersebut,” katanya.

Ia mengatakan, selaku umat Muslim menjalankan ajaran dan perintah Tuhan dengan melakukan shalat lima waktu adalah dasar utama menjalankan ajaran Islam.

Menurut dia, kerukunan umat beragama di Bali sudah terjalin sejak zaman kerajaan dan bersatu memerangi penjajahan untuk mencapai kemerdekaan Republik Indonesia.

“Kita sebagai pewarisnya, kerukunan dalam masyarakat yang pluralis hendaknya terus dibina, karena dengan langkah seperti itu persatuan bangsa akan lebih kokoh dan kuat,” katanya.

Dikatakan, perbedaan dalam penganut kepercayaan hendaknya disikapi secara bijaksana karena semua ajaran agama mengajarkan umatnya agar berbuat baik dan menjauhkan dari segala kebencian.

“Maka dari itu sebagai umat Islam pada hari yang Fitri ini kita harus introspeksi diri dan saling bersilaturahim untuk menumbuhkan semangat baru,” katanya.

Haji Abdullah menambahkan pada suasana demokrasi Pilpres ini hendaknya semua umat saling menyadari perbedaan pilihan dan tidak sampai terkotak-kotak. Karena semua itu adalah proses demokrasi agar lebih dewasa.

“Mari saling menyadari perbedaan memajukan bangsa dan negara, sehingga semua umat mampu bersaing dalam era globalisasi,” katanya. AN-MB