Foto: Ratusan peserta mengikuti Bali Startup Camp (BSC) 2019 di aula lantai 4 STMIK Primakara, Jumat (13/12/2019)

Denpasar (Metrobali.com)-

Animo generasi muda Bali untuk menjadi technopreneur (wirausaha berbasis teknologi) kian tinggi. Terlebih dengan adanya dukungan Technopreneurship Campus STMIK Primakara yang memang konsern membangun ekosistem startup digital (usaha rintisan digital) dan technopreneurship salah satunya melalui ajang Bali Startup Camp (BSC).

Di tahun 2019 ini STMIK Primakara kembali menggelar BSC 2019 di aula lantai 4 STMIK Primakara, Jumat (13/12/2019) yang juga disambut antusias generasi muda Bali, calon technopreneur muda andalan Pulau Dewata di kancah ekonomi digital khususnya startup.

Dalam BSC kali ini,  sebanyak 125 orang peserta berkompetisi gagasan dalam membangun sebuah startup digital dalam tiga hari. Peserta ini berasal dari berbagai sekolah menengah atas di Denpasar, mahasiswa dari perguruan tinggi di dalam maupun luar Bali serta masyarakat umum.

“Komitmen utama Bali Startup Camp  mendukung perkembangan ekosistem startup di Bali,” ujar ketua Panitia Ni Putu Anik Mentayani yang juga mahasiswi semester 3 Prodi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) STMIK Primakara.

BSC 2019 yang digelar STMIK Primakara sebagai Kampus IT terbaik Bali & Nusa Tenggara ini juga berkolaborasi dengan Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfo) Kota Denpasar, Badan Kreatif Denpasar, Kumpul, dan juga Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia, sejumlah startup dan para pegiat startup di Bali.

“Kolaborasi ini diharapkan mampu melahirkan startup-startup yang nantinya dapat dikembangkan danmenjadi startup yang bisa memajukan Bali untuk kedepannya,” imbuh Anik Mentayani.

BSC sudah menginjak tahun penyelenggaraan ke-4 dan sebelumnya sukses membuat beberapa ide menjadi startup yang bisa berkembang. BSC ke-4 yang diselenggarakan di STMIK Primakara 13-15 Desember 2019 kali ini mengusung tagline “Start with your idea, Up your Skills, and Build your startup in three days.”

Peserta akan diajak membangun startup dengan mentor selama tiga hari mulai dari menemukan tim, validasi pasar sampai akhirnya presentasi di hadapan para juri. Pada hari pertama peserta akan melakukan presentasi ide di hadapan seluruh peserta.

Lalu setiap peserta diwajibkan untuk membentuk tim yang akan membangun startup nantinya. Setelah itu peserta juga mendapatkan beberapa workshop seperti workshop membangun tim dengan baik yang dibawakan oleh Christhoper Sedana dari Brave Factor.

Lalu workshop bagaimana memecahkan masalah dengan efektif oleh Putu Surya Sudarmadi dari Guestpro dan terakhir workshop Validasi Pasar oleh Donald Manoc dari Temu Ilmu.

Kemudian peserta akan melakukan validasi ke lapangan. Pada tahap ini peserta akan menguji solusiyang diberikan sudah diterima oleh pasar atau sebaliknya.

Hari kedua peserta juga mendapatkan beberapa materi untuk memperkuat ide seperti Prototyping yang dibawakan oleh I Wayan Ade Saputra dari Sandatindo.

Dilanjutkan workshop membuat presentasi yang baik dan benar oleh Fatkur Rohman dari Benlaris dan juga Model Bisnis oleh Primy Jeils dari Startup Result.Pada hari terakhir peserta akan melakukan presentasi di hadapan para dewan juri.

Nantinya tiga startup terbaik akan mendapatkan piala Walikota Denpasar beserta dua kupon berkantor di Kembali Innovation Hub senilai 6 juta rupiah. Mereka juga akan juga akan mendapatkan pendamping pra inkubasi di Inkubator Bisnis STMIK Primakara.

Ketua STMIK Primakara Made Artana mengatakan, pelaksanaan BSC selama tiga hari ini guna mewujudkan ide startup dari para peserta.

“Jadi mereka semua datang dengan ide. Terus kemudian di tempat ini mereka akan mencari tim yang pas untuk mereka,” kata Artana yang juga owner dan founder Kampus Alfa Prima ini.

Dengan diselenggarakannya BSC 2019 para peserta yang sudah membentuk tim nantinya diharapkan dapat melanjutkan startupnya dan bisa dikembangkan lebih baik lagi.

BSC 2019 diharapkan mampu melahirkan para founder startup dan technopreneur yang tangguh dari Bali khususnya juga dari STMIK Primakara yang mengusung positioning sebagai technopreneurship campus.

Startup yang menjadi pemenang dan bisa diaplikasikan akan dibina lebih lanjut oleh STMIK Primakara dengan memasukkannya ke dalam pra-inkubasi bisnis.

Jika nantinya startup tersebut lulus dalam proses pra-inkubasi akan dilanjutkan dengan masa inkubasi sebagai proses agar menjadi startup yang tangguh.

“Kami harapkan peserta BSC yang mampu membangun startup bisa terus mengembangkannnya. Kita juga siapkan jalur pembinaan bagi startup yang sudah terbentuk dari BSC ini,” ujar Artana yang juga pengusaha muda visioner yang telah lebih dari 20 tahun bergerak dalam bidang IT, mulai dari Software Development, IT Consulting hingga Internet Service Provider (ISP).

“Harapannya di masa mendatang mereka juga bisa jagi penggerak ekonomi digital Bali,” pungkas Artana yang juga Juara I Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2017 dan peraih CYEA (Creative Young Entrepeneur Award) dari Junior Chamber International ini. (wid)