Foto : Praktisi pariwisata dan General Manager (GM) Hotel Sovereign Kuta, I Made Ramia Adnyana S.E.,M.M., CHA., yang juga Wakil Ketua Umum IHGMA nyaleg ke DPRD Bali dapil Karangasem dari PDI P.

 

Kuta (Metrobali.com)-

 

Pariwisata Karangasem kini tengah berbenah dan “bersolek”.  Pengelolaan destinasi pariwisata di Karangasem dicanangkan menggunakan pendekatan manajemen berbasis sumber daya. Destination branding pun diluncurkan dengan tagline “Karangasem The Spirit of Bali” dengan tujuan untuk semakin menggali dan menggaungkan potensi pariwisata di ujung timur pulau Bali ini.

 

Menurut praktisi pariwisata yang juga General Manager (GM) Hotel Sovereign Kuta, I Made Ramia Adnyana S.E.,M.M., CHA.,banyak potensi pariwisata Karangasem yang bisa digali untuk mewujudkan daerah ini sebagai “The Jewel of The  East” pariwisata Bali dan menjadi primadona baru di Pulau Dewata. “Setidaknya ada empat potensi pariwisata Karangasem yang bisa dikemas lebih menarik yakni spiritual tourism,  heritage tourism, agro tourism dan marine tourism. Kombinasi ini bisa menjadikan Karangasem sebagai ‘The Jewel of The  East’ pariwisata Bali,” kata Ramia Adnyana yang juga Wakil Ketua Umum IHGMA (Indonesian Hotel General Manager Association) itu saat ditemui di Hotel Sovereign Kuta, Jumat (27/7/2018).

 

Sejumlah destinasi yang menjadi ikon wisata spiritual Karangasem diantaranya Pura Lempuyang  Luhur yang berlokasi di Desa Purahayu, Kecamatan Abang. Lalu ada juga Pura Besakih yang dikenal sebagai “The Mother Temple of Bali,” kawasan pura terbesar di Pulau Dewata. Baik Pura Lempuyang dan Pura Besakih juga merupakan Pura Sad Khayangan. Berikutnya ada Pura Silayukti yang menjadi salah satu bagian penting dari Pura Dang Kahyangan di Bali. Terletak  di sisi bagian timur Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, pura ini punya daya tarik dan menawarkan pengalaman spiritual yang berbeda serta  berbatasan langsung dengan wilayah pesisir seperti pantai Blue Lagoon dan juga Padang Bai.

 

Potensi, pesona dan daya tarik heritage tourism di Karangasem juga menjadi keunggulan tersendiri. Sejumlah destinasi puri yang bisa dioptimalkan seperti Puri Agung Karangasem, Puri Kanginan, Puri Kawanan. Yang tidak kalah nilai pusaka dan historisnya yakni Taman Sekuta yang terletak di dusun Tampuagan, Desa Sekuta, Karangasem. Taman ini merupakan taman air peninggalan masa pemerintahan Raja Karangasem  yang berfungsi sebagai tempat rekreasi raja dan keluarga kerajaan.

 

Peninggalan sejarah dan kekayaan budaya lainya yakni taman air Tirta Gangga yang terletak Desa Ababi, Kecamatan Abang  yang dibangun pada 1948 oleh Raja Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem. Belum lagi ditambah pesona Taman Soekasada Ujung yang kerap disebut sebagai “Water Palace” serta sangat “instragramable”. Tidak ketinggalan ada Desa Tenganan, salah satu desa tua dengan penduduk Bali Aga. Tenganan merupakan sebuah desa di mana penduduknya masih memegang teguh adat leluhur mereka pada zaman Kerajaan Majapahit.

 

Di sisi lain, Karangasem juga menyimpan potensi agro tourism yang mampu menjadi daya tarik tersendiri atau wisata minat khusus. Diantaranya daerah Sibetan, Selat, dan Bebandem sudah lama dikenal sebagai sentra penghasil salak Bali. Ada pula daerah Kubu sebagai penghasil jambu mente dan ental. “Potensi agro tourism ini harus dikemas dengan konsep dan pendekatan yang mampu memberi nilai tambah secara ekonomi dan pariwisata serta pemberdayan masyarakat lokal termasuk untuk mendukung aspek lingkungannya,” kata Ramia Adnyana.

 

Potensi lainnya di Karangasem yang bisa menjadi surga baru bagi wisatawan adalah wisata bahari atau marine tourism. Karangasem mempunyai banyak pesisir pantai dengan keindahan alamnya. Sebut saja Virgin Beach, Pantai Amed, Pantai Padang Bai, Pantai Candidasa maupun Pantai Jasri. Lalu pula wisata bawah laut yang menjadi titik untuk diving maupun snorkelling dengan keindahan biota lautnya seperti terumbu karang dapat ditemui di Pantai Amed, Pantai Tulamben, Blue Lagon Beach dan lainnya. “Pembangunan dermaga cruise Tanah Ampo juga harus diselesaikan sehingga bisa dikunjungi banyak wisatawan kapal pesiar,” tambah Ramia Adnyana yang juga pernah menjabat GM Furama Villas and Spa Ubud & FuramaXclusive Villas and Spa itu.

 

Namun Ramia Adnyana mengingatkan pengembangan pariwisata Karangasem harus terus berlandaskan spirit pariwisata berkelanjutan dengan penekanan aspek triple bottom line yakni ekonomi, lingkungan dan sosial budaya. Pariwisata berkelanjutan dapat meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan pariwisata bagi lingkungan alam dan masyarakat lokal, dan dapat dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dengan tidak menimbulkan kerusakan bagi sumber daya yang menjadi tumpuan pariwisata ini.

 

Melalui konsep pengelolaan berkelanjutan, maka diharapkan keberadaan sebuah destinasi wisata akan memberikan dampak ekonomis masyarakat, akan meminimalkan dampak ekologis bagi lingkungan sumber daya alam dilokasi wisata dan sekitarnya serta menjaga kelestarian kultur masyarakat lokal yang secara social menjadi identitas dan pola hidup masyarakat tersebut serta telah dilaksanakan secara turun temurun. Dengan pengelolaan berkelanjutan juga diharapkan objek wisata tersebut akan eksis dalam jangka waktu yang sangat panjang.

 

Seperti diberitakan sebelumnya Ramia Adnyana yang malang melintang puluhan tahun di industri pariwisata baik di dalam maupun luar negeri dan   merupakan putra daerah asal Banjar Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem itu terpanggil untuk membangun tanah kelahirannya dan maju sebagai caleg DPRD Bali daerah pemilihan (dapil) Karangasem dari Partai PDI P nomor urut 3.

 

Tujuan dan motivasi utama Ramia Adnyana nyaleg yakni ingin menghapus stigma Karangasem sebagai daerah miskin dan “Bumi Lahar” melalui penggalian potensi dan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism development). Sebab daerah yang kini punya tagline “Karangasem The Spirit of Bali” itu bagi Ramia Adnyana merupakan “The Jewel of The East” atau “Permata di Timur Bali” yang menyimpan berbagai potensi daya tarik pariwisata.

 

“Saya tidak ingin Karangasem  selalu disebut sebagai daerah lahar dan daerah miskin. Saya ingin mengangkat pariwisata Karangasem agar setara dengan daerah lain di Bali khususnya Denpasar, Badung dan Gianyar,” kata Ramia Adnyana yang kini juga aktif sebagai Wakil Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) Badung itu.

 

Pewarta : Widana Daud

Editor : Whraspati Radha