Keterangan foto: Ketua Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali Dr. Ir. I Wayan Adnyana, S.H.,M.Kn., yang juga calon angggota DPD RI dapil Bali nomor urut 37/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

Bali Dwipa University siap menerima mahasiswa baru tahan akademik 2019/2020 dan menawarkan b10 program studi (prodi) unggulan. Salah satunya yang baru dan dianggap penting kontribusinya khususnya untuk memajukan pertanian Bali dan membawa petani Bali naik kelas adalah Prodi Teknologi Pangan.

Ketua Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali Dr. Ir. I Wayan Adnyana, S.H.,M.Kn., menegaskan pihaknya ingin pertanian Bali ini jadi industri yang maju bukan sekadar pertanian gurem apalagi hanya jadi sambilan.

“Jadi petani harus naik kelas, jangan petani konvensional tapi pengusaha industri pertanian, agribisnis dari hulu ke hilir. Prodi Teknologi Pangan Bali Dwipa University ingin berkontribusi untuk itu,” kata Adnyana ditemui di kampus Bali Dwipa University, Selasa (19/3/2019).

Pria yang juga calon angggota DPD RI dapil Bali nomor urut 37 ini menilai dari sisi produksi pertanian, petani kita sudah jago dan terampil. Tapi masalahnya lemah di bidang manajemen pemasaran sehingga petani tidak dapat nilai tambah.

“Yang dapat nilai tambah orang lain seperti pengepul dan tengkulak,”  tegas Adnyana yang lulusan Doktor Ilmu Hukum Universitas Brawijaya Malang ini dan juga pernah aktif di sejumlah organisasi seperti Pemuda Hindu Indonesia (PHI) dan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) itu.

Ia mencontohkan misalnya salak dijual rata-rata Rp 1.000 per kilo oleh petani. Namun sampai ke hotel rata-rata harganya minimal Rp 10 ribu . “Berarti ada jarak Rp 9 ribu. Siapa yang dapat?Ternyata bukan petani,” kata Sekretaris Umum Pengurus Pusat Pasemetonan Pratisentana Sira Arya itu.

Sayangnya lagi saat kelebihan produksi, petani tidak tahu caranya memberi nilai tambah. Salak dibiarkan busuk tidak diolah. Disinilah nasib petani sangat menyedihkan. Namun jika ini bisa diolah dengan pendekatan dan metode dalam teknologi pangan, tentu akan memberikan nilai tambah bagi petani.

Adnyana menjelaskan teknologi pangan adalah suatu teknologi yang menerapkan ilmu pengetahuan tentang bahan pangan khususnya setelah panen (pasca panen) guna memperoleh manfaatnya seoptimal mungkin sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah dari pangan tersebut.

Secara umum, teknologi pangan mempelajari segala proses pengolahan bahan pangan menjadi makanan yang bisa dikonsumsi. Proses yang disebut meliputi sortasi, pengawetan, pengemasan, distribusi, dengan menjaga dan memastikan hasil akhir aman untuk dikonsumsi dan tetap bergizi. Fokus utama dari ilmu teknologi pangan ialah pada panganan dalam kemasan.

Dalam teknologi pangan, dipelajari sifat fisis, mikrobiologis, dan kimia dari bahan pangan dan proses yang mengolah bahan pangan tersebut. Spesialisasinya beragam, di antaranya pemrosesan, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, dan sebagainya.

Adanya teknologi pangan sangat mempengaruhi ketersediaan pangan. Alam menghasilkan bahan pangan secara berkala, sementara kebutuhan manusia akan pangan adalah rutin. Kita tidak mungkin menunda kebutuhan jasmani hingga masa panen tiba.

Oleh karena itu, terciptalah teknologi pengawetan sehingga makanan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Teknik pengawetan juga memungkinkan untuk mendistribusikan bahan pangan secara merata ke seluruh penjuru dunia.

Dulu, orang-orang di Eropa tidak bisa menikmati makanan-makanan Asia. Tetapi sekarang karena teknologi pangan setiap bangsa dapat menikmati makanan khas bangsa lainnya.

“Kami ingin Prodi Teknologi Pangan Bali Dwipa University memaksimalkan prodi yang terkemuka dan bermutu secara nasional dan internasional dalam pengembangan dan penerapan IPTEK di bidang teknologi pangan,” tegas Adnyana yang juga pendiri Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Bali (ATRO Bali) dan Universitas Bali Dwipa itu.

Jadi Prodi Kelas Internasional

Untuk mencapai  visi  tersebut, Bali Dwipa University mengemban misi menyelenggarakan Program Studi Teknologi Pangan yang bermutu secara nasional dan internasional dalam menghasilkan lulusan yang profesional, mandiri, akuntabel, berbudaya, religius dan memiliki jiwa kewirausahaan.

Kedua, menyelenggarakan penelitian dan pengembangan IPTEK di bidang teknologi pangan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia yang berwawasan lingkungan serta berlandaskan pada norma dan etika.

Ketiga, menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat di bidang teknologi pangan yang berwawasan lingkungan melalui penyebarluasan IPTEK hasil penelitian dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Lalu menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam lingkup regional, nasional dan global dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu dan berstandar internasional.

Universitas yang mendeklarasikan diri sebagai Kampus Inovatif (Innovative Campus) ini menawarkan program studi yang menekankan pada pendidikan kesehatan berbasis kearifan lokal, kampus ini menjadi salah satu pilihan bagi generasi muda yang ingin berkarir di dunia kesehatan. Kampus ini memiliki sepuluh program studi (prodi) sarjana dengan berbagai keunggulan.

Prodi Teknologi Pangan unggulannya desain kemasan produk pangan tradisional Bali. Prodi Studi Gizi unggulannya gizi kuliner tradisional Bali.  Prodi Teknik Biomedik unggulannya instrumentasi biomedika dan biomekanika.

Sementara Prodi Farmasi unggulannya bahan obat, obat-obatan tradisional dan kosmetik. Prodi Psikologi unggulannya  konsultan psikologi dan ahli pskikometri. Prodi Sistem Informasi unggulannya technopreneurship dan kecerdasan bisnis. Prodi Hukum unggulannya hukum bisnis.

Selanjutnya Prodi Hubungan Masyarakat unggulannya kehumasan dan online public relation. Prodi Akuntansi unggulannya sistem informasi akuntansi dan komunikasi bisnis. Terakhir Prodi Bahasa Inggris unggulannya praktik penerjemahan dan interpretasi.

Pewarta: Widana Daud
Editor: Hana Sutiawati