Denpasar (Metrobali.com)-

Kepolisian Resor Kota Denpasar telah memetakan sembilan gereja yang dinilai rawan dari gangguan keamanan dan kemacetan lalu lintas menjelang perayaan Natal.

“Kami mengantisipasi dengan sistem keamanan yang akan dimaksimalkan di sejumlah gereja yang kami anggap rawan gangguan,” kata Wakil Kepala Polresta Denpasar Ajun Komisaris Besar Gusti Kade Harryarsana di Denpasar, Rabu (18/12).

Menurut dia, di wilayah hukum Polresta Denpasar terdapat 91 gereja yang menjadi perhatian kepolisian untuk pengamanan baik pada misa atau ibadat hingga perayaan Natal, 25 Desember 2013.

Dari 91 gereja itu, sembilan di antaranya telah dipetakan menjadi gereja yang rawan dari gangguan keamanan.

Kesembilan gereja itu di antaranya Gereja Bethel Indonesia Lembah Pujian di Jalan Antasura, Gereja Baitany di Jalan Teuku Umar, Gereja Maranatha di Jalan Surapati, Gereja Katedral di Jalan Tukad Musi, Gereja Fransiscus Saverius di Jalan Dewi Sartika Kuta, Gereja Eklesia di Jalan Raya Tuban, dan Gereja Bukit Doa Puja Mandala di Jalan Darmawangsa Nusa Dua.

Gereja tersebut rawan gangguan keamanan berupa rawan kemacetan, kecelakaan lalu lintas, pencurian dengan kekerasan, pencurian dengan pemberatan, dan pencurian kendaraan bermotor.

Sedangkan dua gereja lainnya disamping rawan kemacetan, kecelakaan lalu lintas, pencurian dengan kekerasan, pencurian dengan pemberatan, dan pencurian kendaraan bermotor, juga rawan teror.

Gereja itu yakni Gereja Kristen Protestan Bali (GKPB) di Jalan Debes dan Gereja Santo Petrus di Jalan Gunung Batok Monang-maning.

Sebagian besar gereja-gereja di Kota Denpasar, kata dia, memiliki jemaat mulai ratusan hingga ribuan orang.

“Paling banyak jemaatnya itu di Gereja Bethel Indonesia Lembah Pujian sekitar 5 ribu orang jemaat,” ujarnya.

Pihak kepolisian sendiri akan melakukan sistem pengamanan dengan pola tersendiri untuk pengamanan Natal di antaranya melalui pendirian pos pengamanan dan pos pelayanan terpadu di sejumlah titik. AN-MB