Percepat Wujudkan Bali Green Province, Pemprov Bali Kembali Galakan GPKL

Denpasar (Metrobali.com)-

     Sebagai upaya konservasi sumber daya alam guna mewujudkan Program Bali Green Province yang sekaligus dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Bali ke-56 dan HUT Republik Indonesia ke-69 tahun 2014, Pemerintah Provinsi Bali melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) kembali menggalakkan Gerakan Penghijauan dan Kebersihan Lingkungan (GPKL) di areal pura, palemahan/ tempat parkir dan sempadan sumber mata air (Beji) kawasan Pura Pucak Padangdawa, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Jumat (22/8). Gubernur Bali, Made Mangku Pastika yang diwakili oleh Kepala BLH Provinsi Bali, Ir. I Nyoman Sujaya, MT dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan GPKL ini sebagai upaya untuk mempercepat Bali Green Province dan diharapkan mampu dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. “ Dalam usianya yang ke-56 tahun ini, Provinsi Bali melalui BLH juga memperingatinya melalui kegiatan yang produktif, yaitu menggiatkan tanam pohon dan kebersihan lingkungan, kita dipelihara oleh lingkungan dan sepatutnya kita juga memelihara nya untuk menjaga kesinambungan alam dan kehidupan ini “, ujarnya.

Lebih jauh ia menyampaikan bahwa kegiatan GPKL ini menggandeng UPT Balai Pembibitan Tanaman Hutan (BPTH), BPD Bali, PT Indonesia Power, PT. Tirta Investama Aqua Mambal, PT. Karya Tangan Indah, dan Pihak Swasta lainnya menyediakan lebih dari 1500 tanaman langka/ upakara dan tanaman kehutanan, bibit bambu, gerobak dan tong sampah sesuai permintaan pangemong/krama pura, sedangkan dari pihak Pemprov Bali melalui BLH melalui dana DPA menyediakan tanaman langka/ upakara lebih dari 1000 pohon untuk membangun “taman kehati/ arboritum”, menyediakan saranaberupa kantong plastik, sepit serta menyediakan konsumsi berupa nasi bungkus.

                Gerakan penghijauan ini bertujuan untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati tanaman endemis khas Bali untuk menunjang penyediaan bahan upakara dalam Upacara Agama Hindu khususnya di Pura Pucak Padangdawa, dan kegiatan upacara Agama Hindu khususnya di Pura Pucak Padangdawa, dan kegiatan upacara yang dilaksanakan di Desa Bangli. Sehingga, Desa Bangli akan memiliki “taman Kehati (keanekaragaman hayati) flora/tanaman” yang diharapkan akan dapat menjaga keseimbangan ekosisitem lainnyatermasuk fauna/satwa langka/khas Bali yang dibutuhkan dalam yadnya yang berkelanjutan (cakrayadnya), serta terlestarikannya sumberdaya air di kawasan tersebut. Disamping gerakan penghijauan dilakukan pula gerakan kebersihan untuk memulihkan dan menanggulangi kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup di kawasan suci Pura Pucak Padangdawa dan lingkungan Desa Bangli serta bermakna untuk melaksanakan konservasi terhadap lahan dan air.

            Di akhir sambutan, ia juga mengajak masyarakat untuk ikut menanam dan memelihara pohon untuk pelestarian lingkungan. “Marilah kita lakukan penanaman pohon sebanyak-banyaknya, tiada hari tanpa menanam, satu orang satu tanaman. Saya yakin pohon yang kita tanam kali ini akan tumbuh dengan baik, karena ditanam berlandaskan niat ketulus ikhlasan.     Mari tunjukkan bhakti kita kepada bumi alam lingkungan tempat hidup kita”, ajaknya.AD-MB