Buleleng, (Metrobali.com)

Harapan masyarakat Desa Giri Mas, Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng untuk memiliki Sekolah Dasar (SD) menjadi pupus. Bagaimana tidak, pasalnya lahan milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng yang ada didesanya, yang rencananya dibangun Sekolah Dasar telah dihibahkan kepada BPOM Buleleng pada Tahun 2020 lalu.

Hal ini terungkap pada saat para tokoh masyarakat Desa Giri Mas, diantaranya Perbekel, Kelian Desa Adat, praktisi pendidikan desa setempat serta para tokoh lainnya melakukan audensi kepada Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna,SH yang didampingi Ketua Komisi IV DPRD Buleleng Luh Hestiranitasari diruang pertemuan Ketua DPRD Buleleng pada Senin, (13/9/2021).

Usai beraudensi, Perbekel Desa Giri Emas, Wayan Sunarsa mengatakan kendatipun lahan rencana dibangunnya Sekolah Dasar itu telah dihibahkan untuk pembangunan gedung Kantor BPOM dan gudang, namun masyarakat Desa Girri Emas tetap berupaya mencarikan celah jalan keluarnya. Artinya pihaknya akan bersurat kepada bupati, untuk beraudensi tentang penyelesaian masalah lahan ini.

“Pak ketua dewan sudah memaparkan bahwa asset lahan yang rencananya dibangun sekolah dasar, sudah dihibahkan ke BPOM Buleleng. Namun demikian kita masyarakat didesa dengan tokoh masyarakat mencari solusi atau ketemu dengan bupati, agar oleh bupati diberikan solusi dalam hal ini.” ujarnya dengan penuh rasa kecewa.

Iapun berharap sesuai dengan aspirasi masyarakat untuk terwujud SD di Desa Giri Emas, apalagi dengan adanya program Dinas Pendidikan, dimasing-masing desa ada sekolah dasar. Maka saat bertemu dengan bupati, agar ada perubahan terkait hibah lahan untuk BPOM.

“Kondisi anak-anak sekarang sungguh memperihatinkan kalau tidak ada sekolah didesa kami. Karena selama ini bersekolah keluar desa. Terhadap hal ini, kami akan bertemu bupati, tapi terlebih dahulu kami akan bersurat.” tandas Sunarsa.

Sementara itu secara terpisah Kadis Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng Made Astika,S.Pd.MM menegaskan bahwa pihaknya sangat mendukung pembangunan pendidikan di Desa Giri Emas, tetapi kalau memang ada lahan yang tersedia. Karena memang Desa Giri Emas belum memiliki sekolah dasar sejak desa itu difinitif.

“ SD yang ada di Desa Giri Emas secara nomenklatur, masih SD 5 Sangsit. Nah tentu kedepannya, agar Giri Emas itu memiliki satuan pendidikan, tentu akan kami rubah nomenklatur SD 5 Sangsit. Karena berada diwilayah Giri Emas. Hal ini akan kita ajukan kepada bupati bahwa nomenklatur itu akan kita rubah menjadi SD 1 Giri Emas.” jelasnya.

Terkait dengan membludaknya peserta anak didik, menurutnya memang sudah ada keluar desa bersekolah yakni ke SD 1 Sangsit dan ke SD 3 Bungkulan. Namun hal itu masih standar karena jarak tempuh usia anak sekolah Giri Emas, baik ke SD 3 Bungkukan maupun ke SD 1 Sangsit tidak sampai 3 kilo, mengingat aturannya bersekolah dari satu desa kedesa yang lain radiusnya 3 kilo.

“Kita akan berupaya, sepanjang ada lahan di Desa Giri Emas dan tidak ada permasalahan.” tandas Astika.

Saat dikonfirmasi metrobali.com, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna membenarkan para tokoh masyarakat Giri Emas, diantaranya perbekel, jro kelian dan tokoh masyarakat lainnya beraudensi ke DPRD Buleleng, terkait dengan keinginan masyarakat Desa Giri Emas untuk membangun sekolah dasar. Karena secara difinitif belum ada sekolah dasar di Desa Giri Emas. Walaupun ada SD 5 di Giri Emas, tetapi sekolah itu, sekolahnya Desa Sangsit. Disamping itu pula, masih banyaknya anak-anak sekolah di Giri Emas yang belum tertampung diluar Desa Giri Emas karena terkendala aturan zonasi.

“Dengan adanya hal inilah mereka mengusulkan pemanfaatan asset Pemkab disebelah barat rumah sakit atau pasar Giri Emas. Dan rupanya oleh Pemkab, asset ini sudah dihibahkan ke BPOM. Hal inilah yang akan dicarikan jalan keluar. Nanti kita akan diskusikan dengan bupati, bagaimana sektor pendidikan yang menjadi program prioritas daripada pembangunan kita ini, bisa terwujud pembangunan sekolah didesa tersebut.” pungkasnya. GS