Foto: Kunjungan Tim Verifikasi Lapangan Penghargaan Inovasi PPPA melihat implementasi progam GTS Institute Bali di Yayasan ABSA, Bangli, Minggu (1/12/2019).

Bangli (Metrobali.com)-

Progam pengembangan karakter sekolah calon ayah dan ibu dari GTS (Good-Trustworthy-Smart) Institute Bali masuk nominasi Penghargaan Inovasi PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

GTS Institute Bali pun dikunjungi Tim Verifikasi Lapangan Penghargaan Inovasi PPPA untuk melihat implementasi progam ini.

Salah satu progam yang dikunjungi adalah progam pengembangan karakter generasi emas dan sekolah calon ayah dan ibu kerjasama GTS Institute Bali dengan Yayasan ABSA (Amara Bhawana Sastra) yang berlokasi di Banjar Susut Kaja, Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

Kunjungan tim ini Minggu pagi (1/12/2019) diterima Direktur Eksekutif GTS Institute Bali Dr. A.A.A. Ngurah  Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H., bersama Sekretaris GTS Institute Bali Anak Agung Mia Intentilia, S.IP.,M.A., Ketua Yayasan ABSA I Wayan Juni Artayasa dan jajaran.

“Progam GTS Institute sudah masuk nominasi Penghargaan Inovasi PPPA. Sekarang kami lihat bagaimana implementasinya,” kata Mirawati Sudjono Akt.,MS.c., Tim Verifikasi Lapangan Penghargaan Inovasi PPPA.

Lewat Penghargaan Inovasi PPPA, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) akan memberikan penghargaan kepada lembaga masyarakat yang berkontribusi terhadap inovasi dalam program yang memberdayakan perempuan dan anak.

Penghargaan itu menyasar semua kalangan masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Para peserta yang berhasil masuk tujuh besar akan menerima penghargaan yang akan diberikan pada 22 Desember 2019, atau tepat pada perayaan Hari Ibu.

“Pemenang juga akan dibuatkan buku atas hasil inovasinya. Kemungkinan yang menang juga akan diikutkan kompetisi internasional,” kata Mirawati Sudjono.

Sebagai salah satu kandidat penerima penghargaan inovasi ini, GTS Institute Bali mempunyai beberapa progam seperti program pengembangan karakter emas calon ayah dan ibu, progam kesadaran diri generasi emas, progam pengembangan diri, kajian-kajian akademis, konseling dan progam lainnya.

Progam-program ini juga dilaksanakan di Yayasan ABSA sebagai salah satu Laboratorium Hidup GTS Institute Bali dalam ikut mencetak  Generasi Emas Indonesia tahun 2045.

GTS Institute Bali sejak diresmikan tanggal 31 Mei 2019 di Yayasan ABSA sudah berkolaborasi melakukan berbagai aksi nyata dengan yayasan ini. Seperti menggelar aksi parenting, bonding, pengembangan pendidikan karakter anak-anak, aksi sayangi diri, sosialisasi permainan tradisional dan lain-lain.

Menurut Tim Verifikasi Lapangan Penghargaan Inovasi PPPA, progam GTS Institute Bali ini sudah sangat bagus implementasi, bahkan jauh lebih bagus dari perencanaan dan ekspektasi.

“Implementasinya jauh lebih bagus dari apa yang disampaikan di proposal,” ungkap Mirawati Sudjono.

Pihaknya juga mengaku terkesan sebab program GTS Institute Bali ini sudah bisa direplikasi seperti yang dijalankan di Yayasan ABSA ini.

“Kami hargai karena sudah ada kelompok masyarakat yang mereplikasi. Kami harapkan progam GTS Institute ini bisa direplikasi oleh kelompok masyarakat atau lembaga lainnya,” pungkas Mirawati Sudjono.

Direktur Eksekutif GTS Institute Bali Dr. A.A.A. Ngurah  Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H., berharap nantinya tujuh terbaik penerima Penghargaan Inovasi PPPA agar bisa didukung penuh untuk mempercepat eksekusi lima progam prioritas Kementerian PPPA.

Yakni pertama peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan. Kedua, peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak. Ketiga, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Keempat, penurunan pekerja anak. Kelima, pencegahan perkawinan anak.

“GTS Institute ingin memutus mata rantai permasalahan anak. Dan kita hanya punya waktu 26 tahun lagi menyongsong generasi emas Indonesia 2045,” ujar Tini Gorda yang juga Ketua DPD IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Provinsi Bali ini.

“Program GTS Institute ini diinisiasi jauh sebelum kami tahu akan ada program Penghargaan Inovasi PPPA ini. Jauh sebelum Kemenko PMK launching sertifikat pra nikah,” imbuh Tini Gorda yang juga Ketua Umum BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Provinsi Bali ini.

Mulai tahun 2019 ini program pendidikan pengembangan karakter emas calon ayah dan ibu ini juga diimplementasikan di lembaga pendidikan lainnya seperti di SMP Nasional dan SMK Teknologi Nasional di bawah naungan Perdiknas Denpasar hingga di perguruan tinggi STIE Satya Dharma Singaraja.

“Nantinya mereka dapat sertifikat pernah ikuti progam pendidikan karakter calon ayah dan ayah sebagai pendamping ijazah,” pungkas Tini Gorda yang juga merupakan putri pendiri Perdiknas Prof. IGN Gorda (almarhum) ini. (wid)