Jakarta, (Metrobali.com) –

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan meluncurkan Saving Bonds Retail dengan seri SBR001 sebagai instrumen obligasi negara untuk investor ritel yang berbeda dengan ORI (Obligasi Ritel Indonesia).

“Ke dua jenis investasi tidak pakai warkat (scriptless), bedanya ORI bisa diperdagangkan ‘secondary market’ dan Saving Bonds Retail harus menunggu jatuh tempo dalam waktu dua tahun sehingga ini investasi aman,” kata Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat.

Anny menjelaskan tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama (31 Mei-20 Agustus 2014) sebesar 8,75 persen yang berasal dari tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) saat penetapan “spread” sebesar 7,5 persen ditambah spreas tetap 125 bps.

Menurut dia,penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada tingkat bungan penjamin LPS ditambah dengan spread tetap sebesar 125 bps.

“Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo,” ujarnya.

Ia menjelaskan minimum pembelian kupon minimum senilai Rp5 juta dan maksimal Rp5 miliar, sedangkan ORI Rp3 miliar. Menurut dia, SBR001 individu dipegang basis investor retail domestik dan kupon akan di review tiga bulan dibayar tanggal 30.

Selain itu Anny mengatakan SBR001 bebas dari resiko fluktuasi bunga yang bisa saja berubah terkait dengan mekanisme pasar.

Ia menjelaskan Kemenkeu ingin meyakinkan seluruh pembiayaan akan dijaga pemerintah pada level yang aman.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan SBR merupakan produk baru yang mulai dikembangkan sejak tahun 2011.

Menurut dia, sebagai instrumen baru, SBR diharapkan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat sehingga tahun depan jumlahnya semakin besar.

“Mudah-mudahan nilainya (SBR) sama dengan ORI yaitu Rp19-20 triliun,” ujarnya.

Ia berharap dengan keberadaan ORI dan SBR, pemerintah bertambah dalam basis investornya untuk pembiayaan defisit dan “refinancing”.

Masa penawaran SBR001 adalah 2-22 Mei 2014 dengan tanggal penjatahan 26 Mei 2014 dan tanggal jatuh tempo 20 Mei 2016.

 (Ant) –