Foto: Berbagai padi varietas unggul baru (VUB) khusus siap dikembangkan di demplot Subak Baluk, Desa Baluk, Negara, Kabupaten Jembrana.

Jembrana (Metrobali.com)-

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) telah memperkenalkan berbagai padi varietas unggul baru (VUB) yang mempunyai keunggulan dan kekhasan hingga bisa menjadi produk beras khas dan premium.

Padi VUB khusus ini juga terus didorong untuk dibudidayakan di petani salah satu melalui pembentukan demplot (lahan percontohan). Untuk di Bali salah satu demplot padi VUB khusus ini ada di Subak Baluk, Desa Baluk, Negara, Kabupaten Jembrana.

Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan dan kelautan, AA Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H., (Amatra) pada Selasa (23/3/2021) Gus Adhi meninjau langsung persiapan pelaksanaan demplot ini di Subak Baluk.

Peninjauan dilakukan bersama Kepala BPTP Bali Dr. drh I Made Rai Yasa MP., Penanggung Jawab Program /Koordinator Pelaksana Demplot Nyoman Adi Jaya, didampingi Kelian Subak Baluk Komang Suartama serta dihadiri krama subak.

Koordinator Pelaksana Demplot Nyoman Adi Jaya yang juga dari BPTP Bali mengatakan  VUB padi khusus ini bisa menghasilkan pangan fungsional yang sehat.  Contohnya varietas jeliteng menghasilkan beras hitam yang tinggi antioksidan.

“Bagi yang ingin awet muda bisa konsumsi beras hitam dengan antioksidan yang tinggi.Di China dulu yang boleh makan beras hitam hanya raja-raja,” tutur Adi Jaya.

Begitu juga beras merah punya fungsi khusus misalnya Inpari 24 yang menghasilkan beras merah untuk cegah stunting. Untuk beras merah ini ada VUB  Pamelen (beras merah pulen), Inpari Arumba dengan tekstur beras merah, pulen, dan wangi.

Sementara itu VUB yang disepakati akan didemplotkan di Subak Baluk yakni VUB padi speklok: turunan Ciherang (Bioni Ciherang & Inpari 32) sebagai alternatif peningkatan produktivitas . Kedua, VUB padi khsusus seperti  Jeliteng, Inpari Arumba & Pamelen (1 hektar) sebagai produk khas dan produk premium.

Padi VUB khusus ini ada jenis beras merah dan beras hitam yang termasuk pangan fungsional dan berdasarkan kandungan gizinya yang tinggi sangat baik untuk kesehatan dan dan mencegah penyakit tertentu seperti mencegah diabetes dan stunting.

Secara lebih rinci beberapa VUB padi khusus yang dikembangkan yakni pertama Inpari 24 (beras merah). Beras merah varietas Inpari 24 termasuk pangan fungsional dan berdasarkan kandungan gizinya, maka padi beras merah sangat baik untuk daerah rawan pangan khususnya masyarakat yang berstatus kurang gizi seperti protein, lemak dan vitamin A.

Kedua, Inpari Nutri Zink untuk mencegah stunting (punya sifat Khusus mengandung rata-rata  Zn 29,54 ppm). Ketiga, baroma yang mempunyai aroma harum yang khas dan  memiliki kadar amylose cukup tinggi sekitar 26%.

Keempat, ada jeliteng (beras hitam) dengan kandungan antioksidan Vitamin E tinggi. Kelima, ada pula vub jenis pamelen (padi beras merah pulen) yang mempunyai tekstur nasi pulen dengan amilosa 18,6%.

Lalu keenam, ada inpari arumba yang merupakan hasil persilangan antara varietas padi aromatik Sintanur dengan Bahbutong yang memiliki beras warna merah dan tahan hama wereng coklat sehingga diperoleh varietas yang memiliki beras merah dan wangi.

Ketujuh, varietas unggul baru yang memiliki mutu beras japonica premium dengan nama varietas tarabas. Keunggulan utama varietas ini adalah mutu berasnya yang sangat baik dan memenuhi standar beras japonica premium sehingga dapat menjadi subtitusi impor beras tipe japonica.

Sementara itu Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan dan kelautan, AA Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H., (Amatra) terus mendukung dan mendorong kelompok subak di Bali agar menanam dan mengembangkan padi varietas unggul baru (VUB) ini.

“Saya dorong dan dukung terus petani mengembangkan padi varietas unggul baru yang punya kekhasan untuk menjaga kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat seperti mencegah diabetes hingga stunting. Ini juga bisa menjadi produk beras khas dan premium yang bisa meningkatkan pendapatan petani,” kata Amatra yang akrab disapa Gus Adhi yang juga Anggota Fraksi Golkar DPR RI ini.

Lewat pengembangan demplot ini, ungkap politisi Golkar asal Kerobokan Badung ini, diharapkan juga tercipta pola pertanian yang maju, mandiri dan modern sehingga pertanian semakin menjadi sektor yang menjanjikan kesejahteraan.

Namun masih ada tantangannya berupa alih fungsi lahan pertanian hingga alih fungsi sumber daya manusia pertanian.

“Tapi saat  ada pandemi Covid-19 banyak yang kembali beralih ke pertanian, mendadak jadi petani. Tapi ini harus dilakukan dengan serius jangan jadi sekadar sampingan,” pungkas Gus Adhi yang juga Ketua Depidar (Dewan Pimpinan Daerah) SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Provinsi Bali ini. (wid)