Jembrana (Metrobali.com)-

Parade seni budaya tahun ini memang luar biasa. Sebab selain diikuti kabupaten/kota se-Bali dan Jembrana selaku tuan rumah, parade seni budaya yang digelar Sabtu (31/8) juga diikuti dari tingkatan Taman Kanak-Kanak (TK), sekolah dasar (SD) hingga SMA/SMK.

Meski diikuti dua duta dari luar Bali yakni Surabaya dengan mengangkat cerita pariwisata dan Kabupaten Kediri Jawa Timur dengan Barong Kediren, penonton nampak sangat antusias. Bahkan sepanjang jalan Ngurah Rai dan Ngatot Subroto penuh oleh penonton. Sehingga anggapan masyarakat bahwa parade seni budaya hanya untuk pejabat, tahun ini terhapus sudah.

Namun sayang, harapan penonton untuk melihat atraksi, terganjal oleh oleh tempat yang sempit. Sehingga banyak penonton yang kecewa. Selain itu parade Seni Budaya yang merupakan pegelaran pamungkas rangkaian HUT Kota Negara ke118, terkesan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya jika sebelumnya, parade budaya dihadiri Gubenrnur Bali atau paling tidak ada yang mewakili,untuk parade tahun ini ternyata tidak ada yang hadir. Yang hadir hanya Pandam IX Udayana, Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya.

Setelah dilepas oleh Bupati Jembrana I Putu sekitar pukul 15.00 di depan lapangan Dauhwaru, dan finish di patung tugu jam lelateng, nampak penonton numplek di panggung kehormatan. Padahal panitia telah menyediakan empat panggung tempat beratraksi peserta yakni di lapangan Dauhwaru, depan patung Adipura, depan BPD dan panggung kehormatan di depan Puri Agung Negara.

Kondisi tersebut membuat para peserta kesulitan masuk dan beratraksi. Selain itu petugas juga  kesulitan mengatur, karena area seputaran panggung kehormatan kecil dan sempit. Bahkan agar dapat melihat atraksi, penonton nekat merobek baliho di depan panggung kehormatan. Juga ada yang naik keatas patung tugu jam dan masuk dibawah panggung kehormatan.

“Tempatnya sempit sekali. Saya dan anak saya sampai kejepit dan menangis. Makanya saya nonton dibawah panggung” ujar Ani, salah seorang penonton.

Penonton lainnya, Nengah Darmajuga mengaku kecewa. Selain tempat atraksi di depan panggung kehormatan sempit, keikutsertaan peserta lura Bali juga minim. Selain itu peserta tidak maksimal dalam beratraksi.

Hal yang sama juga dikatakan penonton lainnya. Mereka mengaku kecewa, apalagi mereka datang dari jauh.Saya tadi sempat nonton di depan BPD juga penuh, lalu saya pindah ke panggung kehormatan, juga penuh. Malah dipanggung kehormatan saya tidak bisa nonton. Mestinya panggung kehormatan dibuat ditempat yang luas seperti diperempatan Gatot Subroto” ujar Nengah Sukanta, penonton yang mengaku dari Desa Tegalbadeng Timur.

Meski penonton kecewa dan peserta kesulitan beratraksi, secara umum pelaksanaan parade seni budaya berjalan lancar.

Sementara itu, Kabag Humas Pemkab Jembrana, Suherman saat dikonfirmasi terkait tidak kehadiran Gubernur Bali, Made Mangku Pastika atau yang mewakili, mengatakan bahwa panitia sebenarnya sudah melayangkan undangan. Namun sampai parade akan dimulai, tidak ada pemberitahuan, apakah beliau hadir atau tidak. Namun dari informasinya katanya beliau bersama pejabat Pemprov Bali ada acara di Grokgak, Buleleng. Sehingga beliau tidak bisa hadir. MT-MB