bulog

Denpasar (Metrobali.com)-

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Bali telah menyalurkan 98 ton beras selama berlangsungnya operasi pasar yang berakhir Kamis (19/3).

“Kami telah menyalurkan total 98 ton beras selama operasi pasar yang digelar di 42 titik di seluruh Bali,” kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Bali, I Wayan Budita, di Denpasar, Rabu (25/3).

Menurut dia, jumlah yang tersalurkan itu masih tergolong rendah karena penyaluran langsung diberikan kepada masyarakat tanpa melalui perantara seperti kios atau toko-toko.

“Operasi pasar terakhir digelar di Pasar Penarukan, Kecamatan Buleleng, pada Kamis (19/3),” katanya.

Berakhirnya pelaksanaan operasi pasar, lanjut dia, karena harga beras kini sudah turun karena memasuki masa panen dan adanya penyaluran beras untuk masyarakat miskin.

Pria yang berasal dari Busungbiu, Kabupaten Buleleng, itu menambahkan bahwa di tingkat grosir, harga beras kualitas premium yang sebelumnya per kilogram mencapai Rp12 ribu kini sudah menurun menjadi Rp10 ribu.

Sedangkan untuk beras kualitas medium juga sudah menurun dari awalnya mencapai Rp10 ribu per kilogram kini sudah turun pada kisaran Rp8 ribu.

Pada operasi pasar, warga hanya diperkenankan membeli dua kantung beras atau setara dengan 10 kilogram dengan harga per kilogramnya mencapai Rp7.500 dengan beras kualitas medium.

Satu titik distribusi operasi pasar, lanjut dia, rata-rata digelontorkan dua hingga empat ton beras tergantung lokasi dan permintaan dari pemerintah daerah setempat.

“Operasi pasar sangat efektif dalam meredam melonjaknya harga beras beberapa waktu lalu,” ujarnya.

Budita lebih lanjut menambahkan bahwa beras yang digelontorkan dalam operasi pasar tersebut diambil dari cadangan beras pemerintah (CBP).

Untuk kabupaten/kota di Pulau Dewata, jelas dia, masing-masing dialokasikan 100 ton beras per tahun, baik untuk operasi pasar menanggulangi kenaikan harga maupun akibat adanya bencana alam.

Untuk Provinsi Bali dialokasikan 200 ton per tahun sehingga total keseluruhan beras untuk operasi pasar dan bencana di Pulau Dewata mencapai 1.100 ton per tahun. AN-MB