Budayawan Yogyakarta tetapkan Ahok sebagai simbol keberagaman

ilustrasi: Kampanye Pasangan Ahok-Djarot Cagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (tengah) berjabat tangan dengan Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil (kanan) disaksikan Cawagub Djarot Saiful Hidayat (kiri) saat deklarasi dukungan GP Ansor kepada pasangan Ahok-Djarot untuk putaran kedua Pilkada DKI Jakarta di Jakarta, Jumat (7/4/2017).(ANTARA/Muhammad Adimaja)
 
Yogyakarta (Metrobali.com)-
Ratusan seniman dan budayawan Yogyakarta menggelar ritual budaya di Tugu Pal Putih Yogyakarta untuk keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Minggu (9/4).

“Ritual ini juga digelar untuk menetapkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai simbol keberagaman,” kata koordinator ritual budaya Santosa.

Menurut dia, kegiatan seniman dan budayawan Yogyakarta yang tergabung dalam Komunitas Rejo Semut Ireng ini dilakukan sebagai bentuk sikap dan keprihatinan terhadap kebhinekaan yang tercabik-cabik selama musim pemilihan kepala daerah atau pilkada.

“Acara digelar dalam bentuk ritual, diamana para seniman dan budayawan melakukan ruwatan serta doa sembari berjalan memutari Tugu Pal Putih Yogyakarta sebanyak dua kali,” katanya.

Usai memutari Tugu, para seniman dan budayawan tersebut kemudian membacakan pernyataan sikap yang berisi keprigatinan seniman dan budayawan serta masyarakat Yogyakarta atas kondisi bangsa Indonesia yang marak dengan isu intoleransi.

Setelah membacakan sikap, iring-iringan ratusan seniman dan budayawan Yogyakarta dengan dikawal bregodo prajurit berjalan kaki dari Tugu Yogyakarta menuju Sungai Code yang berada di bawah Jembatan Gondolayu.

Di bantaran Sungai Code tersebut, para seniman dan budayawan melarung sebuah kotak suara sebagai simbol membuang petaka dari pelaksanaan pesta demokrasi yang sering menjadikan masyarakat terkotak-kotak.

“Kota Yogyakarta ini sebagai kota toleransi, kami merasa prihatin dengan maraknya intoleransi di negeri ini,” kata Santosa. Ant