Jembrana (Metrobali.com)-

Air Bendung Banyubiru II di Desa Baluk, Negara, sebulan terkahir menyusut tajam. Bahkan dasar bendung terlihat jelas. Akibatnya Subak Kali Kembar Desa Baluk, Negara mengalami kekeringan lantaran tidak mendapat pasokan air. padahal sudah memasuki musim tanam.

Pengamatan Metrobai.com Minggu (13/10), air di Bendung Banyubiru II hanya setinggi mata kaki.Akibatnya 42 hektar sawah di Subak Kali Kembar Baluk mengalami kekeringan. Padahal sebelumnya ketinggian air di bendung tersebut tidak pernah kurang dari kisaran 1 hingga 1, 5 meter dari ketinggian ukuran normal 2,5 meter. Mengatasi kekeringan tersebut, sejumlah petani terpaksa membeli air dari subur bor.

Hal tersebut dibenarkan Made Riasa (47) penjaga Bendung Banyubiru II.  Menurutnya sejak sebulan terkahir Bendung Banyubiru mengalami kekeringan. “Sepuluh tahun terakhir, ini kejadian yang kedua kalinya. Dibandingkan tahun 2003 lalu, ini yang paling parah, airnya juga hanya tinggal sebatas mata kaki” jelas Riasa.

Dikatakannya keringnya bendung tersebut semata-mata karena faktor cuaca. Pasalnya selain menampung air dari aliran sungai Kaliakah, juga sebagai bendung tadah hujan. Dan air di Bendun Banyubiru II akan normal kembali pada bulan Desember dan Januari. “Sumber air induknya ada di Munduk Kendung DesaBrangbang. Mungkin sekarang debit air disana kecil” ujarnya.

Menurutnya untuk mengairi sawah, petani di Subak Kali Kembar biasanya membeli air dari subur bor milik subak dengan harga per-jamnya kisaran Rp.12 ribu hingga Rp.12, 500.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketut Sumarjaya, salah seorang petani kontrak lahan. Menurutnya sejak Bendung Banyubiru II kering, pihaknya terpaksa membeli air. “Bulan ini saya terpaksa membeli air dari sumur bor. Perjamnya saya beli Rp.12 ribu.” Ujarnya.

Menurutnya untuk mengairi sawah yang dikontraknya itu, ia terpaksa harus mengeluarkan uang tambahan hingga Rp.50 ribu. “Tidak apa-apa dari pada rugi total” pungkasnya. MT-MB