Belajar dari Jembatan Gatsu yang Rusak, Dewan Agendakan Panggil Dinas PU
Nengah Tamba/MB
Denpasar, (Metrobali.com)-
Belajar dari kerusakan jembatan di Jalan Gatsu Timur, Denpasar, Ketua Komisi III DPRD Bali, Nengah Tamba, meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali dan Balai Jalan Nasional untuk secara rutin melakukan pengawasan dan pengecekan jembatan-jembatan yang ada di seluruh Bali, terutama yang sudah berumur tua.
“Jembatan-jembatan yang sudah berumur 30-40 tahun harus dilakukan pengawasan dan pengecekan secara rutin,” tegas Tamba di Denpasar, Rabu (12/110).
Politisi Partai Demokrat ini mengatakan, pengecekan secara rutin tersebut diperlukan agar kejadian seperti jembatan di Jalan Gatsu Timur tidak terjadi lagi.
“Untung saja peristiwa rusaknya jembatan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Kalau sampai memakan korban jiwa kan tidak bagus itu,” katanya. Menurut dia, semestinya kerusakan seperti jembatan di Jalan Gatsu Timur tidak perlu terjadi kalau dilakukan pengecekan secara rutin.
“Jembatan seperti di Gatsu itu kan sangat vital. Semestinya Dinas PU dan Balai Jalan sudah tahu karakteristik, oh sudah sekian tahun diperbaiki. Umur jembatan sudah sekian tahun. Itu harus ada yang menjadi leading sector harus memahami hal semacam itu,” tegasnya.
Tamba memastikan akan minta Dinas PU untuk secara periodik menyampaikan laporan hasil pengecekan atau pengawasan jembatan-jembatan yang sudah tua di Bali kepada Komisi III DPRD Bali. Dinas PU maupun Balai Jalan Nasional kata dia, pasti mempunyai data-data jembatan yang sudah tua. Ia menambahkan, Komisi III akan memanggil Balai Jalan Nasional dan Dinas PU Provinsi Bali untuk dengar pendapat. Pemanggilan akan dilakukan Senin depan.
“Kami ingin agar Balai Jalan dan Dinas PU mengantisipasi terjadinya kerusakan jembatan, seperti kerusakan jembatan di Gatsu Timur itu,” pungkas Tamba.
Ditambahkan anggota Komisi III DPRD Provinsi Bali, IB Gede Udiyana, yang mengaku heran dengan jembatan di Jalan Gatsu Timur yang bisa retak. Apalagi kerusakan jembatan tersebut sudah sering terjadi. Politisi Partai Golkar asal Sanur ini menduga, ada konstruksi yang salah saat pengerjaan jembatan itu.
“Kenapa ada pergeseran. Konstruksi jembatan pasti ada something wrong (sesuatu yang salah) sehingga dengan begitu otomatis retak. Sementara walaupun prematur indikasinya karena baut hilang. Tetapi kan itu masih spekulatif,” kata Udiyana.
Ia meminta pihak Balai Jalan memberikan informasi yang jelas. “Kita menstresing (menekankan) betul-betul mengharapkan sekali ada suatu kepastian. Karena bagaimanapun masyarakat kan spekulatif sekali ke sana. Kami harapkan ada informasi yang akurat kepada masyarakat,” pungkasnya. SIA-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.