Perwakilan BPPD Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati  (kiri) dan  Direktur Bali Go Live, Paulus Herry Arianto (kanan)
Perwakilan BPPD Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati  (kiri) dan  Direktur Bali Go Live, Paulus Herry Arianto (kanan).
Nusa Dua, (Metrobali.com) –

Siapa yang tak kenal Pulau Bali? Ya, pulau yang sohor dengan keindahan alam serta adat dan budaya itu cukup di kenal masyarakat dunia. Bahkan, ketenarannya dalam beberapa hal mengalahkan negara yang menaunginya. Bukan hal asing jika masyarakat internasional lebih mengenal Bali ketimbang Indonesia. Kendati begitu, Pulau Seribu Pura seakan tak pernah puas agar terus terkenal. Goal-nya adalah jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata.

Untuk menggenjot jumlah kunjungan turis, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali menggandeng Bali Go Live untuk terus mempromosikan keindahan serta keunikan adat dan budaya masyarakat Bali. Tak hanya sekadar tutur kata dan kunjungan ke luar negeri, kali ini jalan yang ditempuh adalah digitalisasi visual.

Direktur Bali Go Live, Paulus Herry Arianto menjelaskan, perusahaannya memang bergerak untuk meningkatkan metode pengembangan pasar kepariwisataan dan bisnis wisata di Bali menuju level yang menyesuaikan dengan kecanggihan di era digital.

“Situasi hari ini, mau tidak mau kita harus masuk ke digital marketing,” kata Paulus di Taman Bhagawan, Tanjung Benoa, Senin malam. Menurut dia, dengan berkembangnya teknologi, maka terdapat ruang terbuka lebar bagi pelaku wisata untuk mempromosikan wilayahnya. “Ketika kita berkunjung ke Blog, kita akan mendapatkan ruang atau impulse untuk mempromosikan Bali,” tuturnya. Saat ini, ia melanjutkan, Bali dikunjungi 10 juta turis tiap tahunnya. Jumlah itu terdiri dari 3,7 juta turis asing dan sisanya, 6,8 juta wisatawan domestik.

Dalam dunia marketing, kata dia, hal yang paling mudah untuk diterima adalah melalui indera penglihatan dan pendengaran. “Mata itu 83 persen sementara telinga 11 persen. Jadi kalau ditotal 94 persen. Mata dan telinga itu sama artinya dengan audio visual. Ini cara efektif mempromosikan pariwisata Bali,” papar Paulus.

Apalagi, saat ini teknologi telah didukung dengan teknologi 4G‎ yang membuat kecepatan akses semakin tak bermasalah. Dari aspek internet, sebanyak 56 persen orang mengaksesnya menggunakan laptop. sementara mereka yang mengakses melalui smartphone sebanyak 39 persen, tablet 5 persen, lain-lain sebesar 0,1 persen.

“Yang berkunjung ke Bali internet litarate‎ mereka di atas 80 persen,” ujarnya. Bali Go Live sendiri menawarkan lima konten, di antaranya culture and destination, commercial, lifestyle, back to Bali dan Virtual Reality 360-degree Video.

“Bali Go Live adalah saluran video yang terkoneksi dengan Youtube, Facebook, Twitter, Instagram dan sosial media lainnya. Misi kami adalah menjadi ensiklopedia digital semua hal mengenai Bali dan memperkuat Bali sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di dunia,” ucapnya.

Sementara itu, perwakilan BPPD Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menuturkan, kolaborasi dengan Bali Go Live untuk menjawab tantangan digital marketing yang semakin kompleks.

Menurut dia, program ini selaras dengan arahan Presiden yang juga bagian dari kebutuhan pasar. “Kita harus senantiasa beradaptasi dengan teknologi. Dengan kerja sama ini kita memiliki tools yang efektif dalam mempromosikan Bali dengan lebih baik,” ujar pria yang akrab disapa Cok Ace itu.

Sejak lama Cok Ace mengaku program seperti ini bisa terwujud. Hal itu tentu untuk dapat dengan cepat mempromosikan Bali, sekaligus meng-counter isu miring yang muncul tentangnya.

“Selama ini kita selalu konvensional mempromosikannya. Misalnya ramai-ramai ke luar negeri yang tentu saja high cost. Dengan kerja sama digital ini, tentu cost dapat ditekan dan sasaran promosi lebih efektif,” tutur Cok Ace. JAK-MB