Denpasar (Metrobali.com)-
Sebuah peristiwa budaya akan segera hadir di Bali, 1 November 2013; adalah Ida Ayu Arya Satyani (dayu ani), Ayu  Laksmi, Cok Sawitri dan Gung Aryani (putrid Ibu Arini); keempatnya telah berproses kreatif dibidangnya masing-masing selama puluhan tahun dengan karya-karya yang patut diperhitungkan.
Ditahun 2013, ketika sahabat mereka I Nyoman Sura meninggal, kemudian disusul oleh kepergian Kadek Suardana, mereka berempat memaknai dengan satu karya bersama 3 + 1 Perempuan Patah Hati; berkisah tentang persiapan perjalanan untuk pentas dan ternyata terhenti dalam keriuhan terminal airport; parodi, satire dengan eksploarasi koper sebagi symbol perjalanan, menuntut keempatnya harus bersedia berlatih keras untuk taat pada koreografi yang dimulai oleh Dayu Ani, kemudian Aryani bertugas untuk mereka ulang  ingatan akan kasih sayang yang mengikat, yakni permainan masa kecil, lalu Ayu Laksmi dan Cok Sawitri menjalinnya dalam musik dan drama turgi.
Persembahan karya ini menjelma menjadi peristiwa budaya ketika Gus Torang, Rico, erick, juga begitu banyak musisi muda terlibat. Dan akhirnya pentas yang semula ditujukan sebagai tanda sebatas kerinduan kenangan, menjadi peristiwa budaya yang langka. Empat perempuan kelahiran Bali, dengan proses kreatifnya di bidangnya masing-masing meleburkan diri dalam suatu karya bersama
Rencana pementasan di Art Veranda, jln hayam wuruk denpasar, didukung oleh Pragina (gus mantra), Sound Garden (gung Anom),sanggar warini, suklu, sanggar bhumi bajra, para murid nyoman sura. Dan sederet seniman muda lainnya, yang entah mengapa bagaimana tersedot magnet menyatu menuju tanggal 1 november 2013. RED-MB