OJK Gelar Workshop Jurnalis Keuangan Bali dan Nusa Tenggara
 Media Gathering OJK
Para pembicara dalam acara woerkshop Jurnalis Keuangan di Toya Devasya, Kintamani, Bangli Jumat (19/8).

Bangli (Metrobali.com)-

OJK Regional VII Bali dan Nusa Tenggara, pada 19-20 Agustus 2016 menggelar Media Gathering & Workshop Jurnalis Keuangan se- Bali dan Nusa Tenggara, di Toya Devasya, Kintamani, Bangli. Workshop ini diikuti lebih kurang 55 wartawan cetak dan online.

Di dalam workshop jurnalis keuangan tersebut banyak hal terungkap terkait dengan lembaga keuangan. Berbagai kasus menarik muncul dalam diskusi tersebut. Namun dengan keterbatasan waktu, maka berbgai persoalan belum bisa diungkap atau diterangkan dengan terang benderang.

”Namun demikian pihak wartawan diminta untuk terus mensosialisasikan  lembaga keuangan serta fungsi  masing masing lembaga tersebut, ”kata Kepala OJK Regional VIII Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi.

Zulmi mengatakan bahwa masih banyak permasalahan yang berkembang dimasyarakat bukan saja mengenai perbankan, juga terkait multi finance  yaitu pengusaha pembiayaan yang dalam kegiatan lingkup kerjanya seolah sangat merugikan masyarakat.

Mengapa kita mengangkat topik lembaga pembiayaan, bukan tanpa alasan, dijelaskan Zulmi, masih banyak masyarakat belum faham dengan lembaga keuangan. ”Belakangan ini banyak pembicaraan di masyarakat, contohnya, ada masyarakat yang melapor ke YLKI . YLKI berkomentar bahwa ini lembaga pembiayaan perusahaan finance melakukan kesalahan fatal didalam mengambil alih agunannya, mobilnya kendaraanya mungkin terpaksa dilakukan di rumah atau terpaksa dilakukan di jalan,” katanya.

“Kalau seandainya kita hanya melihat dari satu sisi mungkin orang akan mengira bahwa perusahaan finance ini memang salah, tetapi kalau kita coba gali lebih jauh, apa tidakan mengambil alih agunan utang melalui pembiayaan tersebut sudah melalui tahapan-tahapan sesuai SOP nya,  oh ternyata ada pihak lain yang salah.” Ungkap Zulmi saat membuka acara Workshop Jurnalis Keuangan di Toya Devasya Resort, Kintamani, Jumat, 19 Agustus 2016.

Untuk menjawab apa yang terjadi, pihak OJK menghadirkan Nyoman Suastika, sebagai Ketua dan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan (APPI) Bali untuk memaparkan bahwa kejadian kejadian seperti yang saat ini berkembang di masyarakat untuk diketahui duduk perkaranya biar jelas, Apa ada SOP nya dan lainya.

“Saya pernah membaca yang namanya kebenaran itu tidak pernah memihak, tetapi kalau namanya kejelekan, dia akan ada yang berusaha untuk menarik untuk memihak ke mana. Jadi tugas media untuk membuat sesuatu yang perlu diberitakan menjadi terang dan masyarakat jadi paham bahwa kondisi yang sebenarnya seperti apa.” Jelasnya.

Dijelaskan, sesuai dengan tugas dan Fungsi OJK diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB.

Di ketahui juga, sampai akhir Desember 2015, kantor OJK Provinsi Bali hanya mewilayahi provinsi Bali saja dengan sembilan kabupaten dan satu kota. Kemudian sejak Januari 2016 kantor OJK provinsi Bali itu dinaikan statusnya menjadi Kantor Regional yang mewilayahi selain Provinsi Bali, juga Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Jadi wilayahnya tiga provinsi sekarang.

Selain membahas mengenai perbankan, perusahan permodalan, juga dibahas bagaimana perkembangan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam pasar modal baik di Bali Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

“Khusus mengenai pasar modal, kalau di Bali sudah cukup lumayan, di NTB sudah mulai bergerak dan NTT sudah mulai. Ini menjadi tugas kita untuk bersama-sama membantu mensosialisasikan bahwa nanti dalam rangka transaksi itu tidak sesulit seperti yang kita bayangkan. Bahkan dengan sratus ribupun bisa. Mungkin orang akan berfikir, wah ini kok pasar modal transaksinya kan besar, mahal, jadi uangnyapun harus besar. Bagi yang punya uang banyak monggo silahkan,  tetapi bagi yang punya uang kecil, sedikit, dan ingin melakukan transaksi di pasar modal, bisa.” Beber Zulmi.

Lanjutnya, dalam rangka mentraksaksikan ini kelapisan masyarakat, pihaknya sering melakukan sosialisai keseluruh lapisan masyarakat, ke sekolah-sekolah mulai dari SD, SMP, SMA,  Perguruan tinggi dan Pemerintah Daerah, pejabat Daerah dan Mahasiswa. “Untuk Kampus di Bali sudah ada gerai-gerai informasi pasar modal. Bahwa transaksi di pasar modal itu sekarang itu relatip mudah. “ jelasnya.

Pembicara dalam kegiatan Media Gathering dan Workshop Jurnalis Keuangan se-Bali dan Nusa Tenggara menghadirkan pembicara diantaranya: Nasirwan, Direktur Pengawasan LJK KR 8 OJK Bali Nusra yang berbicara mengenai Upadate Kinerja Perbankan Terkini. Pembahasan mengenai perkembangan dan issue terkini IKNB oleh Husen Triarso, Kabag Pengawasan IKNB KR 8 OJK Bali Nusra dan Nyoman Suastika, Ketua dan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan (APPI) Bali.  Ferdinand Sukatendel. Kabag Pengawasan Pasar Modal KR 8 OJK Bali Nustra Bursa Efek Indonesia KPW Bali

“Acara Workshop Jurnalis Keuangan ini, dilakukan yang pertama di tahun 2016, mudah-mudahan pertemuan seperti ini tidak saja bermanfaat bagi kami, juga bermanfaat bagi media yang nantinya, jurnalis bisa untuk membuat sesuatu yang perlu diberitakan menjadi terang dan masyarakat jadi paham.” Imbuhnya.

Sebagai acara penutup, peserta workshop di bekali juga pemahaman tentang ilmu fotografi. Ada acara Traking Puncak Gunung Batur, Kintamani. Terakhir kunjungan ke tempat pemakaman dan Pura Desa di Trunyan. RED-MB