Gianyar, (Metrobali.com)

Yayasan Puri Kauhan Ubud meluncurkan buku dan film pendek “Sastra Saraswati Sewana” tentang kegiatan pelestarian budaya dan alam yang telah dilakukan Yayasan Puri Kauhan Ubud di Bali. Menurut Koordinator Staf Khusus Presiden RI yang juga merupakan Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud AAGN Ari Dwipayana agar semua berjalan maksimal, kegiatan pelestarian alam dan budaya harus bekerja simultan antara konservasi alam, budaya, dan juga konservasi ekonomi.

“Tahun 2021 kami Yayasan Puri Kauhan Ubud (YPKU) melaksanakan acara yang temanya pelestarian sastra budaya. Pada tahun 2022 kami selenggarakan acara yang temanya pelestarian air di Danau Batur, Campuhan, dan Pantai Ketewel. Tahun ini 2023, kita rencananya akan fokus pada Wariga dan Usadha (obat-obatan tradisional). Pada intinya kami ini ingin kembali ke akar, kembali melakukan pelestarian budaya dan alam sesuai kearifan lokal dari para leluhur kita,” ujar Ari dalam sambutannya saat acara peluncuran Buku dan Film Pendek Sastra Saraswati Sewana yang diselenggarakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud di Jakarta, Jumat (17/2/2023)

Hadir juga dalam acara ini secara langsung Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, Menteri Perempuan dan Pemberdayaan Anak I Gusti Ayu Bintang, Wakil Menteri Desa dan PDTT Budi Arie Setiadi, Wakil Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Aloe Dohong, Anggota DPR RI I Wayan Sudirta, Putu Supadman Rudana, Anggota DPD Arya Wedakarna, Dirut Pupuk Kaltim Rahmat Pribadi, dan jajaran Staf Khusus Presiden RI.

Ari menjelaskan, Yayasannya menerbitkan tiga buku, yaitu 1) Toya Uriping Bhuwana, air sumber kehidupan, penyembuh peradaban, 2) Nyapuh Tirah Campuhan tentang Jejak Peninggalan Masa Lalu di DAS Oos, dan 3) Jaladhi Smreti yaitu buku riset tentang pelabuhan kuno di Bali dalam ingatan masyarakat dan catatan kolonial. Menurut Ari, dengan buku tersebut akan coba dibangkitkan kembali semangat bahari masyarakat Bali.

“Jadi, kita bisa katakan lagi Bali bukan hanya masyarakat agraris, melainkan juga punya sejarah kuat relasi dengan daerah-daerah lain karena kita punya banyak gateaway melalui pelabuhan. Di pelabuhan kemudian ada interaksi perdagangan,” tutur Ari.

Sementara itu, film pendek yang akan diluncurkan ialah film pendek yang diambil dari cerita rakyat Bali. Menurut Ari, cerita rakyat di Bali banyak yang mengajarkan masyarakat untuk melestarikan lingkungan. Oleh karena itu, YPKU mengadakan kompetisi ide film pendek dari cerita rakyat, karena film pendek dinilai lebih diminati oleh generasi milenial dan gen Z.

“Ada 60 peserta yang ikut kompetisi, dari jumlah itu kami lakukan kurasi, dan yang terpilih sebagai 5 film pemenang, kami berikan dana produksi film 25 juta rupiah. Pemenangnya mulai dari anak SMA sampai dosen audio visual di Bali. Hasil filmnya setelah diproduksi luar biasa,” kata Ari.

Sutradara Film Garin Nugroho yang juga bertindak sebagai salah satu dewan juri kompetisi film pendek tersebut menyampaikan, event kompetisi yang diselenggarakan bukan sekadar event, melainkan mencoba membangun ekosistem dari hulu ke hilir terkait pelestarian dan pendidikan.

“Seluruh sumber pengetahuan yang dibiayai oleh negara atau swasta harus kembali ke warga ke masyarakat, sehingga itu menjadi bagian dari masyarakat, dan itu bisa berupa seni. Jika ini semua bisa berjalan maka bangsa kita semua akan bergerak seperti sebuah upacara kebangsaan yang memberikan pendidikan untuk kita semua,” ujar Garin.

Menteri Sekretaris Negara yang hadir secara daring menyampaikan, kegiatan pelestarian alam yang dilakukan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud dapat menginspirasi masyarakat dalam menjaga alam dan menghargai warisan leluhurnya.

“Pada Mei 2024 nanti Indonesia akan menjadi tuan rumah dari World Water Forum, di mana yang akan menjadi fokus adalah mengarusutamakan pengelolaan air, agar dunia terhindar dari krisis air. Dan mungkin sedikit banyak nantinya kita dapat mengambil inspirasi dari apa yang dilakukan Yayasan Puri Kauhan Ubud dalam upayanya menjaga air,” ujar Pratikno.

Adapun Menteri Perempuan dan pemberdayaan Anak I Gusti Ayu Bintang mengapresiasi kegiatan pelestarian lingkungan yang telah dilakukan YPKU.

“Sebagai masyarakat Bali, apresiasi setulus-tulusnya dan setinggi-tingginya kepada Pak Ari dan Yayasan Puri Kauhan Ubud, karena apa yang dilakukan akan menjadi inspirasi generasi mendatang di Bali pada kususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” tutur Bintang. (RED-MB)