Denpasar (Metrobali.com)-

Sikap reaktif pendukung Gubernur Made Mangku Pastika, baik yang tergabung dalam Forum Relawan Bali Mandara (Forbara) maupun fraksi-fraksi Koalisi Bali Mandara di DPRD Bali, mendapat sindiran pedas dari Ketua DPD PNIM Bali Arya Wedakarna. Ia menilai, reaksi para pendukung Gubernur Mangku Pastika terkait pernyataannya selaku akademisi sangat berlebihan dan mengada-ada.

 ”Saya sesalkan mereka-mereka yang berada di sekitar Pak Gubernur, termasuk juga partai-partai yang ikut campur dalam pandangan saya selaku akademisi terkait reklamasi Teluk Benoa. Ini pandangan akademis saya selaku dosen dan rektor, tetapi justru digiring ke ranah politik,” tandas Wedakarna, dalam jumpa pers di Kantor DPD PNIM Bali Jalan By Pass Ngurah Rai Sanur, Rabu (11/9).

 Ia berargumen, apa yang disampaikannya dan dilansir oleh sebuah media massa murni merupakan pandangan akademis atas kisruh reklamasi Teluk Benoa yang sudah mendapat perhatian publik. Namun ironisnya, pandangan akademis tersebut justru disulap menjadi sebuah kegaduhan politik.

 ”Kegaduhan politik ini dimanfaatkan oleh oknum, kelompok, dan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, termasuk mereka yang saya istilahkan sebagai politisi social climber atau mereka yang memanfaatkan panggung milik orang lain untuk kepentingan politiknya dalam Pemilu 2014,” sindir Wedakarna.

 Terhadap kondisi tersebut, Wedakarna pun mengingatkan Gubernur Mangku Pastika agar jangan sampai dimanfaatkan oleh orang-orang yang berada di sekelilingnya. ”Saya ingatkan Pak Gubernur bahwa di samping beliau ada banyak brutus-brutus. Jadi harus berhati-hati,” tuturnya.

 Selaku akademisi dan juga politisi, Wedakarna pun ingin menghentikan kegaduhan politik yang cenderung bergerak liar ini. Wedakarna memutuskan untuk bertemu dan berdialog langsung dengan Gubernur Mangku Pastika. ”Saya tidak mau ini menjadi bola liar. Saya beritikad baik menghentikan kegaduhan politik ini dengan bertemu langsung dengan Pak Gubernur,” tegas Rektor Universitas Mahendradatta ini.

 Sebagai bukti kesungguhannya, Wedakarna bahkan sudah melayangkan surat permintaan audiensi kepada Gubernur Mangku Pastika. Surat bernomor 018/ K/ DPD PNIM Bali/ IX/ 2013 tertanggal 10 September 2013 tersebut juga sudah berada di tangan Sekpri Gubernur Bali, Surya Atmaja. ”Sekarang tergantung Pak Gubernur, terima audiensi saya atau tidak,” ucapnya.

Dalam audiensi tersebut, Wedakarna bermaksud mengklarifikasi terkait pandangannya yang belakangan justru diklaim sebagai tindakan makar dan provokatif. ”Apanya yang makar? Apanya yang menggulingkan gubernur? Saya ini tidak punya kekuatan apa-apa untuk menggulingkan gubernur. Saya tahu diri dengan kekuatan PNIM yang saya pimpin,” tandas Wedakarna.

Wedakarna juga akan meminta klarifikasi gubernur, di antaranya terkait sikap Gubernur Mangku Pastika pascapencabutan SK terkait reklamasi. Selanjutnya mengenai pengakuan sekelompok orang dalam ormas dan parpol yang mengaku mengatasnamakan gubernur Bali. ”Apakah benar, Pak Mangku Pastika yang mengirim orang-orang itu. Saya yakin tidak. Mereka hanya orang-orang yang ingin mendapatkan perhatian Pak Gubernur,” ujarnya.

 Ia juga menegaskan, dalam pertemuan dengan Gubernur Mangku Pastika dirinya juga akan menegaskan posisi PNIM. Ia mengingatkan bahwa dalam Pilgub Bali 2013 lalu, PNIM telah menyatakan golput/ netral. ”Dengan demikian, PNIM tidak memiliki keterikatan politik kepada kandidat manapun, dan jelas tidak ada kepentingan untuk makar terhadap gubernur sebagaimana dituduhkan sejumlah pihak,” pungkas Wedakarna. CKL-MB