Denpasar (Metrobali.com)-

Setelah memastikan 20 paket soal untuk ujian nasional (unas) tahun depan, dengan proses sosialisasi kisi-kisi soalnya di bulan Oktober nanti, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) kini telah menggagas program baru berupa unas tanpa pengawas di ruang ujian. Ini sebagai upaya untuk menepis stigma negatif penjagaan dan pelaksanaan unas yang ketat dan terkesan sangat menakutkan. Diharapkan, unas tahun depan dapat berjalan dengan semangat kejujuran dalam kemandirian.

Menyikapi hal itu, Ketua Dewan Pendidikan Kota Denpasar, Putu Rumawan Salain, mengakui pelaksanaan unas tahun depan tanpa pengawas di ruang ujian memang dapat berdampak positif dalam menghapus stigma negatif ketatnya penjagaan unas selama ini. Tapi, belum tentu akan mampu menjawab beragam persoalan unas yang selalu identik dengan kesan menakutkan serta marak kecurangan.

Kini, yang sangat penting dan patut diwaspadai adalah menjamurnya praktik curang dari para broker atau calo dari kisi-kisi soal unas, yang selalu berhasil memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk mendapatkan keuntungan. Mengingat, kisi-kisi soal unas sekaligus menjadi dasar dari tim pembuat soal untuk memproduksi bank soal dari unas tahun depan. “Maka itulah, para orang tua, siswa dan para guru agar selalu waspada terhadap praktik curang dari para broker atau calo kisi-kisi soal unas tahun depan,” sarannya.

Sementara itu, Prof. Dr. Mahsun, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jakarta sempat mengatakan bahwa dunia pendidikan saat ini lebih terfokus pada penajaman kemampuan kognitif dan cenderung meremehkan nilai dasar dari ilmu itu sendiri, yakni perilaku dan karakter. Apalagi, para siswa dituntut harus mengikuti unas sebagai barometer utama kelulusan.

Diakuinya, karena itulah para guru maupun para siswa pun harus menfokuskan proses belajar mengajar hanya pada mata pelajaran yang diujikan saat unas. Akibatnya, lulusan yang dihasilkan hanya cerdas, tanpa karakter kreatif dan berbudaya. “Ini artinya harus ada upaya konkret dalam mencetak karakter bangsa pada unas tahun depan,” tegasnya, jika ingin mencapai sukses generasi emas bangsa yang unggul dan berkualitas.

Lebih jauh, Kadisdikpora Bali, AAN Gde Sujaya, mengakui belum mengetahui adanya penentuan 20 paket soal dan pelaksanaan unas tahun depan tanpa pengawas di ruang ujian. Tapi, yang pasti pihaknya saat ini telah menyiapkan segala keperluan untuk menyosialisasikan kisi-kisi soal unas tahun depan pada bulan Oktober nanti. “Kita berharap semuanya dapat berjalan dengan baik dan lancar,” harapnya. IJA-MB