Denpasar (Metrobali.com)-

Momentum Hari Suci Nyepi bagi umat Hindu hendaknya dimaknai sebagai sebuah penghormatan terhadap alam beserta isinya. Makna dari Nyepi adalah membuat suasana hening melalui pelaksanaan  catur berata penyepian. Diharapkan kepada seluruh masyarakat Kota Denpasar untuk dapat merenung dan merefleksikan kembali ajaran-ajaran agama yang senantiasa mengajarkan untuk selalu berpikir, berkata dan berbuat baik. Jadikan spirit Hari Suci Nyepi untuk lebih meningkatkan srada bakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa serta lebih mawas diri.
Serangkaian perayaan hari Suci Nyepi tahun baru Caka 1934 yang jatuh pada 23 Maret 2012 Wali Kota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra bersama Wakil Wali Kota IGN. Jaya Negara, Selasa (20/3) secara khusus mengucapkan selamat melaksanakan hari Suci Nyepi Tahun baru caka 1934. “Melalui perayaan hari suci bagi umat Hindu ini, kami mengajak seluruh masyarakat Denpasar untuk selalu meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, serta menumbuhkan rasa persaudaraan dikalangan umat beragama, sehingga akan dapat menimbulkan shanti atau damai di kalangan masyarakat.

Selebihnya Rai Mantra mengungkapkan pada perayaan Nyepi ini dia juga mengajak masyarakat di Kota Denpasar untuk selalu intropeksi dan mulat sarira. Momentum perayaan hari suci ini sangat tepat untuk kembali pada jati diri sebagai manusia Bali yang selalu mengedepankan rasa solidaritas dan saling hormat-menghormati antar sesama umat manusia. Momentum mulat sarira sangat tepat dikedepankan demi menjaga kenyamanan dan keamanan Denpasar dan Bali umumnya. “Buang jauh-jauh rasa dendam, dengki dan iri hati. Dengan rasa persatuan dan kesatuan serta kedamaian melalui hari suci Nyepi akan dapat mewujudkan pembangunan Kota Denpasar yang berwawasan budaya,” ujarnya.

Dalam merayakan Nyepi, kata Rai Mantra umat diajarkan untuk mengendalikan diri lewat catur brata penyepian yakni  amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelanguan. Dengan mampu mengendalikan diri diharapkan tercipta kaharmonisan. Oleh karena itu, pada momen hari suci yang baik ini umat mesti berusaha menjalankan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.

Sementara itu Jaya Negara juga mengajak masyarakat untuk melakukan introspeksi diri dengan menekankan pada spirit sewaka dharma dan tri kaya parisudha dimana kita harus tetap berpikir, berkata, dan berbuat yang baik dalam melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing. Berbagai permasalahan dan tantangan dalam melaksanakan pembangunan di Kota Denpasar ke depan masih diyakini dijumpai. Permasalahan tersebut merupakan tantangan dan ujian yang semestinya secara bersama-sama dicarikan solusi terbaik untuk penyelesaiannya. Sementara itu berbagai keberhasilan pelaksanaan pembangunan di ibukota propinsi Bali ini dicapai sebagai wujud partisipasi masyarakat Kota Denpasar yang sangat tinggi.

Akhirnya Wali Kota Rai Mantra bersama Wakil Walikota Jaya Negara menyampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi masyarakat yang selama ini sudah ikut memberi dukungan terhadap pelaksanaan pembangunan di Kota Denpasar dan mengucapkan selamat Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1934. (dewa humas)