Roma (Metrobali.com) –

Massimo Cialente, Wali Kota L’Aquila di Italia Tengah yang dilanda gempa mematikan pada 2009, mundur pada Sabtu (11/1), di tengah skandal yang meningkat mengenai suap dalam pembangunan kembali pasca-gempa.

“Saya bercermin dan memutuskan itu demi kepentingan kota ini,” kata Cialente dalam satu taklimat. Wali kota sayap kiri-tengah tersebut, yang terpilih pada 2007, telah dikukuhkan untuk masa jabatan kedua pada 2012.

Pekan lalu, delapan orang termasuk pejabat tinggi publik saat diduga terlibat aksi kejahatan diinterogasi dan empat di antara mereka dikenakan tahanan rumah dengan tuduhan suap yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan kembali setelah gempa bumi.

Meskipun Cialente tidak terlibat dalam penyelidikan, Wakil Wali Kota Roberto Riga dan delegasi bagi proyek pembangunan kembali Vladimiro Placidi serta Direktur saat ini Kabupaten Kesehatan Lokal Pierlugi Tanredi termasuk di antara orang yang diperiksa.

Riga, yang juga menjadi Kanslir Perencanaan Kota, membantah semua tuduhan tersebut, tapi mundur akibat tuduhan itu, demikian laporan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad.

Semua orang yang diperiksa menghadapi dakwaan korupsi, penipuan dan penjarahan.

Menurut jaksa penuntut umum, mereka ikut dalam memalsukan dokumen dan kontrak dengan nilai lebih dari 1,2 juta euro (1,6 juta dolar AS, sementara suap sebesar 500.000 euro (683.419 dolar AS) diduga dibayarkan pada tahap pertama pembangunan, antara September 2009 dan Juli 2011.

Pada Sabtu, harian Il Fatto Quotidiano menyiarkan serangkaian salinan dari percakapan telepon yang disadap antara mantan kanselir L’Aquila urusan pekerjaan umum Ermanno Lisi dan seorang arsitek Pio Ciccone.

Lebih dari 300 orang tewas dan lebih dari 50.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat gempa yang memporak-porandakan, yang mengguncang pada 6 April 2009 dan terasa di seluruh Italia Tengah. Itu adalah gempa paling mematikan yang mengguncang Italia sejak gempa Irpinia 1980. (Ant/Xinhua-OANA)